Gus Miftah Melihat Pemerintah Gamang, Harusnya Waspada Bukan Berdamai dengan Corona
Di Mata Najwa, Pengasuh Pondok Pesantren Ora Aji, Sleman, Gus Miftah tidak sependapat ungkapan berdamai dengan Corona yang disampaikan Presiden Jokowi
"Saya akan menerangkan maksudnya Pak Presiden, Beliau kan bilang menerima itu bukan artian kita wes nerimo wae pasrah," ujar dokter Tirta.
Dokter Tirta menegaskan, Covid-19 tak akan pernah hilang namun bisa dikontrol.
Hal itu dapat dilakukan dengan cara melakukan kebiasaan baru.
"Tapi Covid ini dikontrol, dia akan selalu ada."
"Untuk tetap menjaga minimal kita tetap harus memutus rantai infeksi dengan cara apa, adat baru," ungkapnya.
Ia lantas menceritakan bagaimana ada restoran dan driver mobil daring yang menggunakan penyekat plastik untuk mengurangi risiko penyebaran Virus Corona.
"Ada restoran buka kan ada meja-mejanya, apa adaptasi gaya barunya? Sekarang setiap restoran setiap meja dikasih celah plastik."
"Kemarin saya mengalami, saya order sebuah aplikasi online yang transportasi saya lihat di belakang di drivernya itu dikasih sekat plastik," ceritanya.
Ia yang seorang dokter mengaku, hal itu membuat dirinya tidak lebih kreatif dari sang driver.
"Saya tanya kenapa Bapak kayak gini? Ini inisiatif saya New Normal, wah kok lebih nyampe dari saya," imbuhnya.
Selain itu, kebiasaan baru yang lain adalah adanya bisnis penyemprotan disinfektan.
"Kemudian ada bisnis baru, fogging dan disinfektan mobil dan motor."
"Dan New Normal sekarang adalah orang membeli makanan yang bersih," ucap dia.
Dokter asal Solo ini mengatakan, dengan Covid-19 orang jadi lebih menerapkan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) yang sebenarnya sudah sejak lama dicanangkan.
"Karena Covid semua warga Indonesia melakukan PHBS, lebih cepat dan itu sebenarnya agenda kita dari tahun 70an," katanya.
