VIRUS CORONA DI SINGAPURA

PM Singapura Bicara Masa Depan Setelah Krisis Covid-19: Ini Akan Sulit, Tapi Singapura Akan Kuat

"Tidak lagi mudah melakukan perjalanan akhir pekan ke Bangkok atau Hong Kong dengan penerbangan murah," kata PM Lee Hsien Loong

Penulis: Mairi Nandarson | Editor: Mairi Nandarson
CHRISTOPHE ARCHAMBAULT / AFP
Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong 

TRIBUNBATAM.id, SINGAPURA - Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong menyampaikan pidato kenegaraan, Minggu (7/6/2020).

Dalam pidatonyo yang disiarkan televisi Singapura itu, PM Lee Hsien Loong mengatakan dalam beberapa tahun ke depan Singapura akan menghadapi gangguan dan situasi terkait covid-19.

Namun, Lee Hsien Loong yakin, Singapura akan lebih kuat dan lebih baik karena krisis covid-19 ini. 

Jadwal Liga Spanyol Mulai 11 Juni, Sabtu Mallorca vs Barcelona, Minggu Real Madrid vs Eibar

Hasil Bundesliga Liga Jerman Werder Bremen vs Wolfsburg, Gol Tunggal Wout Weghors Bungkam Bremen

Apa Itu Tapera, Iuran Wajib yang Akan Dipotong dari Gaji Mulai Januari 2021? Tahap Pertama ASN

"Singapura memiliki kekuatan ekonomi, reputasi internasional dan program yang terpercaya untuk mengatasi tantangan ini," kata Lee seperti dikutip dari channelnewsasia.com.

Selain itu, cukup banyak warga Singapura telah melangkah untuk membantu orang lain yang membutuhkan, katanya.

"Beberapa tahun ke depan akan menjadi waktu yang mengganggu dan sulit bagi kita semua. Tetapi meskipun ada tantangan besar ini, saya katakan kepada Anda: Jangan takut, jangan berkecil hati," kata Lee dalam pidatonya.

Pidato Lee Hsien Loong ini adalah yang pertama dalam serangkaian siaran nasional tentang masa depan Singapura setelah COVID-19.

"Singapura tidak akan goyah dalam perjalanan selanjutnya. Saya percaya kita masih bisa mengamankan masa depan yang cerah untuk diri kita sendiri."

"Singapura yang lebih baik dan lebih kuat akan muncul dari krisis ini."

Meletakkan tantangan yang ada di depan, Lee mengatakan Singapura harus belajar untuk hidup dengan COVID-19 dalam jangka waktu yang panjang.

"Kita semua harus menyesuaikan cara kita hidup, bekerja dan bermain, sehingga kita dapat mengurangi penyebaran virus dan menjaga diri kita agar tetap aman," katanya.

Krisis COVID-19 tidak hanya soal masalah kesehatan masyarakat, itu juga masalah ekonomi, sosial dan politik yang serius,.

"Situasi ini, sama sekali belum pernah terjadi sebelumnya", kata Lee.

"Sebenarnya ini adalah krisis paling berbahaya yang dihadapi umat manusia dalam waktu yang sangat lama," katanya.

“Karena COVID-19, ekonomi global hampir terhenti. Pemerintah telah menghabiskan triliunan dolar untuk mendukung bisnis, ekonomi, dan pekerjaan."

"Puluhan juta pekerjaan telah hilang. Banyak keluarga mengalami kesulitan,” katanya.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved