Haji 2021 Hanya Setengah Kuota Seandainya Vaksin Corona Belum Ditemukan, Prioritaskan Jemaah Lansia
Seandainya vaksin virus Corona belum ada, maka Pemerintah kemungkinan akan memberangkatkan 50 persen kuota jemaah pada tahun 2021
Sebab beberapa penelitian menyebut lansia lebih berisiko tertular virus korona.
"Kami ada pertimbangan mendalam, nanti kami lihat. Karena tidak semua usia lanjut (berangkat) tapi yang jelas
porsinya lebih kecil. Lansia ini nanti kita hitung dari usianya, daftar tunggu," jelas Fachrul.
Pemerintah sebelumnya memutuskan tidak memberangkatkan jemaah haji 2020 atas pertimbangan berbagai hal.
Jemaah yang mestinya berangkat tahun ini bakal diberangkatkan pada 2021.
Menurut Fachrul, ibadah sangat mungkin terganggu bila haji dilaksanakan di tengah situasi kasus Covid-19 yang masih terus bertambah di Arab Saudi maupun Indonesia.
Kemenag memastikan keputusan ini paling tepat demi kemaslahatan jemaah dan petugas.
Pemerintah juga tak punya banyak waktu untuk melakukan persiapan, terutama dalam pelayanan dan perlindungan jemaah.
Pasalnya, pihak Arab Saudi belum membuka akses bagi negara manapun.

Karantina
Fachrul lantas membeberkan alasan mengapa pemerintah akhirnya meniadakan penyelenggaraan ibadah haji 2020. Salah satunya pertimbangannya adalah waktu karantina.
"Kalau dalam situasi sekarang, ada semacam isolasi atau karantina 14 hari pada saat sebelum ke Arab Saudi dan sampai di sana juga karantina 14 hari," katanya.
Rentang waktu 28 hari tersebut dinilai tidak cukup jika menilik dari jadwal keberangkatan
kloter pertama calon haji.
Kloter pertama rencananya berangkat pada 26 Juni 2020.
"Itu jadwal seharusnya. Begitu sampai di sana (seharusnya) sudah masuk ke dalam
rangkaian ibadah. Mestinya sebelum 1 Juni (diberangkatkan)," ujar Fachrul.
Kemenag sebenarnya telah berupaya melakukan berbagai hal untuk memastikan pelaksanaan ibadah haji. Kemenag juga terus berkomunikasi dengan otoritas Kerajaan Arab Saudi.