TRIBUN WIKI
Pernah Merasa Depresi Setelah Liburan? Mungkin Anda Terkena Sindrom Post Holiday Blues
Ada orang yang menganggap momen liburan hanya sebuah kebahagiaan sesaat. Di mana, orang-orang merasa kaget, murung, bahkan depresi setelah liburan.
TRIBUNBATAM.id - Liburan menjadi salah satu momen yang dinanti dan digemari oleh banyak orang.
Kesempatan libur bisa dimanfaatkan untuk melepas lelah atau berkumpul dengan kerabat dan sahabat.
Namun terkadang, ada orang yang menganggap momen liburan hanya sebuah kebahagiaan sesaat.
Di mana, orang-orang merasa kaget, murung, bahkan depresi setelah liburan.
Pikiran itu bisa jadi muncul karena dua hal, yakni merasa liburan sangat menyenangkan namun harus diakhiri atau Anda hanya ingin ada di masa liburan daripada kembali ke rutinitas kerja.
Belum lagi, kemungkinan terlintas dalam pikiran bahwa Anda setelah liburan harus membereskan barang-barang sisa liburan hingga menanggung rasa lelah.
Jika perasaan itu menghampiri, bisa jadi Anda sedang menderita sindrom post holiday blues.
Sindrom ini biasanya terjadi beberapa hari setelah liburan.
Namun bagi sebagian orang, kondisi tersebut bisa berlangsung lama hingga membutuhkan bantuan ahli.
Gejala sindrom post holiday blues
Sindrom post holiday blues terjadi karena otak mengalami syok dan kembali menyesuaikan dengan perubahan keadaan.
Pasalnya, otak dirancang untuk merekam berbagai kegiatan yang dilakukan secara konsisten, seperti kebiasaan bekerja.
Nah, maka dari itu, saat terbiasa dengan situasi libur panjang, kondisi emosional kita akan terbiasa untuk menikmati momen liburan tersebut.
Melansir dari Hello Sehat, gejala sindrom post holiday blues punya banyak rupa.
Beberapa di antaranya yakni: