Terlambat Diketahui Positif Covid-19, Driver Ojol Dimakamkan Ratusan Rekannya dengan Prosedur Normal
Seorang pengemudi ojek online (ojol) positif Covid-19 di Surabaya dimakamkan ratusan rekannya.
Ternyata, DAW juga mengalami gejala klinis seperti Covid-19, yakni suhu badan panas hingga sesak napas.
Untuk mendapatkan hasil yang akurat, dokter RSUD dr Soetomo melakukan tes swab kepada DAW.
Menurut Joni, DAW sejatinya bakal menjalani operasi akibat kecelakaan yang dialaminya.
Namun, operasi tersebut diurungkan lantaran DAW sudah meninggal dunia, bahkan sebelum hasil swab PCR-nya keluar.
Ia memastikan jenazah DAW dirawat dengan protokol pemulasaraan pasien Covid-19.
Hal itu dilakukan sesuai pedoman untuk mengantisipasi risiko adanya penularan virus corona saat proses pemakaman.
Namun, pihak keluarga dan ratusan ojol yang juga rekan DAW menolak.
• Istri Syahrul Mantan Wako Tanjungpinang Sembuh dari Covid-19
• Daftar 100 Negara Teraman dari Covid-19, Indonesia Urutan ke 97, Bagaimana dengan China?
Ratusan ojol dan keluarga tetap nekat agar DAW dapat dimakamkan sesuai dengan prosedur normal.
Bahkan, ratusan ojol yang datang pun memprotes rumah sakit karena hanya berpatokan pada hasil rapid test DAW yang hasilnya non reaktif.
Padahal, rapid test merupakan tahap awal dan hasilnya belum sepenuhnya benar.
Karena itu, diperlukan langkah pemeriksaan lanjutan seperti CT scan dan swab PCR test.
Ia menambahkan, semestinya pemulasaran kepada jenazah DAW mengikuti kaidah pasien yang menderita Covid-19.
Namun, ratusan ojol tetap bersikeras menganggap jenazah DAW meninggal murni karena kecelakaan atau bukan karena terjangkit Covid-19.
"Jadi, mohon kawan-kawan, walaupun rapid test negatif, orang itu bisa menderita Covid-19. Justru yang rapid test negatif itu yang harus kita waspadai karena dia belum terbentuk antibodi," kata Joni.