Jangan Sepele Kram dan Gangguan Menstruasi, Karena Bisa Berujung Fatal Bagi Penderitanya

Maka dari itu, penting kiranya bagi para wanita, termasuk para pria untuk memahami berbagai gangguan haid sebagai langkah antisipasi terhadap kondisi

Editor: Eko Setiawan
KOMPAS.COM
Ilustrasi 

4. Keadaan patologis terkait menstruasi

Gangguan ini dapat berupa ketegangan sebelum haid (premenstrual tension) berupa keluhan yang dimulai sekitar seminggu sebelum dan sesudah haid.

Kondisi ini terjadi karena ketidakseimbangan estrogen dan progesterone menjelang haid.

Ketegangan sebelum haid ini kebanyakan terjadi pada wanita umur 30-40 tahun, dan pengobatannya bergantung pada keadaan dan memerlukan konsultasi dengan ahli.

Bentuk gangguan sebelum haid lainnya adalah mastodinia (mastalgia), yakni terasa pembengkakan dan pembesaran payudara sebelum menstruasi.

Kondisi ini disebabkan oleh peningkatan estrogen sehingga terjadi retensi air dan garam.

Tetapi, perlu diperhatikan kemungkinan adanya radang payudara atau tumor payudara.

Untuk mengetahui penyebab pasti ketegangan pada payudara, dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan rutin.

Keluhan lain berkaitan dengan masa sebelum haid adalah mittelschmrz berupa rasa nyeri saat ovulasi.

Hal ini terjadi karena pecahnya folikel Graaf, dapat disertai perdaragan.

Lama gangguan sekitar beberapa jam sampai 2-3 hari.

Pada saat inilah adalah waktu yang tepat untuk hubungan seks yang memungkinkan terjadinya kehamilan.

Sedangkan gangguan yang berkenaan dengan masa haid, berupa dismenorea atau rasa nyeri saat menstruasi.

Perasaan nyeri pada waktu haid dapat berupa kram ringan pada bagian kemaluan sampai terjadi gangguan dalam aktivitas sehari-hari.

Gangguan ini ada dua bentuk, yaitu dismenorea primer dan sekunder.

Dismenorea primer yakni nyeri haid yang terjadi tanpa ada kelainan anatomis alat kelamin.

Sementara, dismenorea sekunder yaitu nyeri haid yang berhubungan dengan kelaian anatomis yang jelas.

Kelainan anatomis ini kemungkinan adalah haid yang disertai infeksi, endometriosis, mioma uteri, polip endometrial, polip serviks, pemakai IUD atau alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR).

Untuk dapat memastikan penyebab dismenorea, perlu konsultasi dengan dokter ahli kandungan, sehingga dapat memberi pengobatan yang tepat.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "4 Macam Gangguan Haid yang Tak Boleh Disepelekan". 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved