Berkaitan dengan Virus Corona dan China, Twitter Telah Menghapus Lebih dari 170.000 Akun
Twitter dikabarkan sudah menghapus lebih dari 170.000 akun di platformnya. Terutama untuk para akun yang dikaitkan dengan China hingga virus Corona.
TRIBUNBATAM.id, BEIJING - Penggunaan media sosial yang bisa berpotensi menyebarkan kabar tak benar terkait virus Corona atau Covid-19, mendapatkan perhatian khusus Twitter.
Terbaru, Twitter dikabarkan sudah menghapus lebih dari 170.000 akun di platformnya.
Terutama untuk para akun yang dikaitkan dengan kampanye pengaruh negara dari China yang berfokus pada protes Hong Kong, dan virus Corona.
Bahkan termasuk protes di Amerika Serikat terkait dengan George Floyd.
Dilansir dari The Guardian, pada Kamis (10/6/2020), perusahaan mengumumkan bahwa banyaknya akun tersebut terdiri dari 23.750 akun inti dan 150.000 akun pendukung yang mendorong konten yang diunggah akun utama.
Sementara dikutip dari Reuters, Twitter bersama dengan para peneliti yang menganalisis akun, mengatakan jaringan tersebut sebagian besar merupakan gema dari akun palsu tanpa daya tarik lebih jauh.
• Berperan Sebagai Calo Paspor, Polisi Tangkap 1 Pelaku Lain Terkait 2 WNI Lompat dari Kapal China
Mayoritas bot
Sebagian besar akun (78,5 persen) tidak memiliki pengikut dan 95 persen memiliki kurang dari delapan pengikut. Tapi akun-akun tersebut memiliki tingkat keterlibatan yang tinggi, meskipun tidak organik.
Hal itu menunjukkan ada penggunaan jaringan bot komersial, kata penelitian itu.
Sebanyak 156 tweet dari akun tanpa pengikut menerima lebih dari 50 like.
Sementara, 26 tweet dari akun tanpa pengikut menerima lebih dari 10 retweet.
Salah satu taktik diamati peneliti, dalam akun yang dikeluarkan dari dataset adalah akun lama yang sah dan telah diretas atau dibeli. Kemudian, digunakan sebagai bagian dari kampanye.
Twitter bersama dengan perusahaan media sosial Amerika lainnya seperti Facebook dan Instagram, telah diblokir di China.
Memengarui persepsi
Para peneliti di Australian Strategic Policy Institute menemukan bahwa walaupun Twitter diblokir aksesnya di China, kampanye ini ditargetkan pada audiens berbahasa China di luar negeri, dengan maksud untuk mempengaruhi persepsi tentang isu-isu utama.