NEW NORMAL DI TANJUNGPINANG
New Normal di Tanjungpinang, Disdik Sebut Siswa Masih Belajar di Rumah, 'Masih Belajar Daring'
Kepala Dinas Pendidikan Kota Tanjungpinang Atmadinata mengatakan, sampai saat ini belum ada dibuat jadwal siswa kembali belajar di sekolah
Penulis: Endra Kaputra | Editor: Dewi Haryati
TRIBUNBATAM.id, TANJUNGPINANG - Proses belajar mengajar siswa di Tanjungpinang masih menggunakan sistem daring (dalam jaringan) atau online.
Walaupun Tanjungpinang saat ini telah menerapkan New Normal Senin (15/6/2020), dan para pelaku usaha kembali berjualan.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Tanjungpinang Atmadinata mengatakan, sampai saat ini belum ada dibuat jadwal siswa kembali belajar di sekolah.
"Belum ada, siswa masih belajar melalui daring," ujarnya, Senin.
Hal yang sama juga disampaikan Pelaksana Tugas Wali Kota Tanjungpinang Rahma.
• Melihat Dari Dekat Pantai Arung Hijau, Destinasi Wisata Tersembunyi di Desa Tiangau Anambas
• Kerap Dapat DM Instagram Genit, Fauzi Baadila Sebut Janda hingga Istri Orang, Tolong Sadar Diri
"Kita masih menunggu teknis dari pusat, bagaimana bila siswa kembali belajar di sekolah. Tentunya harus menjadi perhatian serius bila sudah kembali belajar di sekolah.
Seperti memberikan pemahaman yang kuat akan pentingnya protokol kesehatan," ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, Dinas Pendidikan Tanjungpinang telah meminta ahli epidemilogi melalui gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 Tanjungpinang untuk membuat kajian terkait pembukaan kembali proses belajar mengajar di sekolah.
"Kita telah menyusun beberapa protokol kesehatan untuk kiranya diterapkan pada saat pembukaan kembali proses belajar mengajar," ucapnya dari hasil gelaran diskusi yang diinisiasi Kejaksaan Negeri Tanjungpinang, Rabu (10/6/2020) lalu.
Beberapa protokol kesehatan yang harus diperhatikan diantaranya, tetap memakai masker selama siswa berada di sekolah, menerapkan physical distancing. Selain itu setiap sekolah harus menyediakan fasilitas cuci tangan untuk para siswa, setiap siswa harus membawa bekal makanan sendiri dari rumah karena kantin sekolah untuk sementara tidak dianjurkan dibuka.
Lalu mempersingkat waktu kegiatan belajar mengajar, yakni satu jam mata pelajaran yang semula 40 menit menjadi 20 menit.
"Pembagian sekolah menjadi dua shift untuk mencegah penumpukan siswa dan murid," ujarnya.
Selain itu, Dinas Pendidikan Kota Tanjungpinang telah melaksanakan survei terhadap orang tua atau wali murid terhadap kesiapan pembukaan kembali sekolah untuk kegiatan tatap muka.
"Kalau dari hasil itu disampaikan Disdik hanya 8,7 persen dari total 6379 responden setuju apabila sekolah tatap muka dibuka saat ini," ungkapnya.
Hasil survei tersebut juga dilakukan Kepala SMPN 1 Tanjungpinang Tri. Dari
200 orang tua atau wali murid, diperoleh hasil hanya 14 orang saja yang setuju pembukaan kembali sekolah dalam bentuk tatap muka.