HUMAN INTEREST
Kisah Juliana, Raup Untung Dari Berjualan Lakse di Anambas, Dipasarkan Secara Langsung & Online
Juliana masih setia berjualan makanan khas lakse. Dia melanjutkan usaha milik mendiang ibunya.
TRIBUNBATAM.id, ANAMBAS - Berbicara mengenai makanan khas daerah, memang tak pernah ada habisnya.
Setiap daerah tentunya punya makanan khas yang jarang atau tidak kita temui di daerah lain.
Di Anambas, terdapat makanan khas daerah berbentuk mi yang unik. Terbuat dari tepung sagu bertekstur kenyal. Jika tidak dicampur dengan kuah ikan, rasanya akan hambar. Namanya lakse.
Lakse dipadukan dengan kuah khas ikan tongkol yang dimasak berjam-jam lamanya.
Kini penjual lakse di Anambas hanya beberapa orang saja. Satu di antaranya Juliana. Dia masih setia berjualan makanan khas ini, melanjutkan usaha milik mendiang ibunya.
• Fakta & Kronologi Bripka Polisi Ditusuk saat Tidur Lelap, Senjata Laras Panjang Diduga Dibawa Kabur
• Harga Tarif Sewa Rusun BP Batam, Hunian Murah dan Fasilitas Lengkap
Proses pembuatan lakse tidak mudah karena memakan waktu dan tenaga, serta tidak semua orang mampu membuatnya.
Setiap lakse yang dibuat warga Anambas punya rasa yang berbeda-beda. Tergantung dari cara pembuatannya.
Resep lakse Juliana sendiri diperoleh dari mendiang ibunya.
Juliana mengatakan, lakse buatannya sudah dikenal masyarakat. Selain berjualan di halaman rumahnya, Juliana juga menjual lakse secara online di Facebook dan Whatsapp.
Dalam sehari Juliana bisa menghabiskan 3 kilogram tepung sagu mentah untuk membuat lakse dan setiap harinya Juliana bisa membuat 200 hingga 400 biji lakse.
"Alhamdulillah, kadang setiap hari banyak yang pesan. Bisa sampai 400 biji, biasanya mereka yang pesan ini untuk acara-acara, atau makan bersama keluarga," ujar Juliana, Selasa (16/6/2020).
Keuntungan yang diperolehnya tidak menentu. Dalam sehari ia bisa memperoleh hasil Rp 400 ribu hingga Rp 600 ribu, tergantung pesanan orang.
Cara mengolah Lakse ini cukup sulit, namun bagi yang sudah terampil akan mudah mengolahnya.
"Lakse inikan dari tepung sagu mentah. Cara buatnya seperti kebuyot, macam dimasak dulu, baru kita uli. Kadang ada orang yang buat dicampur lagi sama tepung lain makanya agak lain rasanya.
Kalau saya bikin memang tepung sagu semua. Hasilnya pun bagus dan warnanya juga tidak terlalu hitam," ujarnya.