TRIBUN WIKI

Bukan Cuma Pemanis, Gula Ternyata Pernah Jadi Obat dan Simbol Kerajaan, Simak Sejarahnya

Selama beratus tahun, gula lebih dari sekedar pemanis. Benda ini menjadi obat, simbol kerajaan, kecanduan, hingga penindasan.

Tribun Jateng - Tribunnews.com
Ilustrasi Gula Pasir 

Saat itu, bisnis gula sangat menguntungkan di kota tersebut.

Ketika para tentara Eropa kembali ke asalnya, permintaan terhadap gula semakin meluas.

Sayangnya, pemanis ini pada masa tersebut masih langka dan mahal.

Ini berakibat gula hanya tersedia bagi kalangan kelas atas dan terkaya saja.

Sekitar tahun 1402 hingga 1500, dipicu kelangkaan dan harga gula, orang Eropa mulai mendirikan perkebunan tebu.

Mereka menjajah beberapa wilayah kemudian memperbudak penduduk sekitar untuk bekerja di perkebunan dan menjalankan pabrik.

Hal ini dilakukan oleh Spanyol yang menjajah Kepulauan Canary lalu ke Hispanola.

Portugis yang sempat mendarat di Brasil juga secara tidak sengaja melakukan praktek yang sama.

Gula yang dihasilkan wilayah-wilayah tersebut selanjutnya dibawa ke Eropa untuk dijual.

Pada saat itu, khasiat obat pada gula santer terdengar di penjuru Eropa.

Salah satu yang terkenal adalah tulisan Tabernaemontanus tahun 1515.

Dia menulis, "Gula putih yang bagus dari Madeira atau Canary, ketika diminum secukupnya membersihkan darah, menguatkan tubuh dan pikiran, terutama dada, paru-paru dan tenggorokan, tetapi itu buruk untuk orang yang panas dan limbung, karena mudah berubah menjadi empedu, juga membuat gigi tumpul dan membuat gigi membusuk."

Sekitar tahun 1600, kopi, teh, dan cokelat mulai masuk ke Eropa.

Hal ini meningkatkan konsumsi gula secara drastis.

Bahkan, pada masa tersebut gula lebih populer daripada alkohol.

Gula Bit

Kimiawan Prusia, Andrea S Margraff pada 1747 menemukan bahwa sukrosa bisa diperoleh dari buah bit.

1801, mahasiswa Margraff yang bernama Franz Carl Achard menjual gula bit pertama kali.

Selanjutnya gula bit berkembang dan meluas di Eropa hingga abad ke-20.

Ancaman Kesehatan

Berbeda dari awal penemuannya, sejak tahun 1942, Dewan Asosiasi Makanan dan Gizi Amerika menyatakan bahaya gula bagi kesehatan.

Asosiasi ini kemudian menyarankan pembatasan konsumsi gula dalam bentuk apapun.

1966, para ahli medis merekomendasikan pengurangan asupan gula menyusul sebuah penelitian yang menunjukkan kaitan gula dengan diabetes dan penyakit lainnnya.

1980, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika (FDA) menganggap lemak sebagai penjahat lebih besar dari gula.

Meski begitu, masalah kesehatan terkait gula juga terus meningkat.

Sekitar tahun 2000-an, gula dan berbagai pemanis buatan mulai ditinggalkan.

Banyak orang beralih pada pemanis alami seperti saat gula belum ditemukan.

Mereka menggunakan nektar kaktus, madu, stevia, hingga kurma.

Penggunaan pemanis alami ini dikarenakan masalah kesehatan. (*)

*Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Penemuan yang Mengubah Dunia: Gula, Dulu Obat Kini Ancam Kesehatan". 

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved