Tetap Siaga, Korea Selatan Ungkap Tidak Ada Pergerakan Mencurigakan dari Korea Utara
Korea Utara kembali menjadi sorotan dunia usai ledakkan kantor penghubung yang berlokasi di Kaesong pada Selasa (16/6/2020). Ini respon Korea Selatan.
Para pakar berpendapat, provokasi Korea Utara dengan meledakkan Kaesong dimaksudkan untuk memaksa Seoul membujuk Amerika Serikat (AS).
Sebabnya, ekonomi Korut yang sudah kolaps karena terjangan sanksi AS semakin runyam di tengah pandemi virus corona yang menyebar di seluruh dunia.
Harapan Pyongyang agar sanksinya dicabut pada pertemuan kedua Kim dan Presiden AS Donald Trump di Hanoi, Vietnam, Februari 2019 tak menghasilkan apa pun.
Apa Alasan Korea Utara Ledakkan Kantor Penghubung di Kaesong? Berikut Penjelasan Pakar
Kabar Korea Utara yang meledakkan kantor penghubung bersama di Kaesong menghebohkan dunia.
Sebelumnya, Korea Utara sudah memberikan ancamannya terakit hal ini.
Lantas apa alasan Korea Utara meledakkan kantor penghubung di Kaesong?
Pendirian kantor ini adalah bagian dari upaya rekonsiliasi pada 2018 setelah para pemimpin Korea, yang secara teknis masih berperang, bertemu untuk mencoba memperbaiki hubungan.
Setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong Un bertemu pada 2019, sempat muncul harapan Korut akan menghentikan program senjata nuklirnya.
Namun, sampai sekarang denuklirisasi yang dibicarakan saat KTT itu tak kunjung terwujud.
Berikut adalah pendapat para pakar Korea Utara yang dihimpun oleh BBC.
1. Pyongyang bisa menciptakan krisis - Ankit Panda, penulis Kim Jong Un and the Bomb: Survival and Deterrence in Korea Utara.
Menurutnya, penghancuran kantor penghubung di Kaesong ini dapat dengan cepat menghancurkan kemajuan yang dicapai pada 2018.
Insiden ini terjadi tak lama setelah peringatan ke-20 KTT antar-Korea pertama.
"Dalam beberapa hari mendatang kita mungkin dapat melihat gerakan lain oleh Korut, yang bisa berkisar dari latihan militer provokatif, penembakan peluru artileri langsung ke wilayah Korea Selatan, atau cara-cara lain untuk membalikkan Perjanjian Militer Komprehensif antar-Korea pada September 2018."
Ankit Panda melanjutkan, tujuan dari penyerangan ini belum jelas.