Bidan Muda yang Bertugas di Pedalaman Desa Jadi Korba Kekerasan dan Nyaris Diperkosa

Bidan Muda berinisial RY (30) mengalami nasib tragis setelah didatangi seorang pria berinisial AH.

Editor: Eko Setiawan
ISTIMEWA via Tribun Pontianak
KISAH Malang Bidan Muda PNS di Pedalaman Sambas, Didatangi Pria ke Polindes dan Nyaris Diperkosa 

TRIBUBATAM.id, KALTIM - Bidan muda nyaris menjadi korban pemerkosaan hingga penganiayaan.

Nasib malang dialami seorang bidan muda yang bertugas di pedalaman Sambas Kalimantan Barat.

Bidan Muda berinisial RY (30) mengalami nasib tragis setelah didatangi seorang pria berinisial AH.

Ramalan Zodiak Hari Rabu 24 Juni 2020, Aries Sukses, Gemini Konflik di Rumah, Virgo Ambisius

Lokasi Wisata Air Terjun Temburun Anambas Dipadati Pelancong, Akhirnya Bisa Menikmati Udara Segar

1.000 Bibit Mangrove Bantuan PT Timah Ditanam di Pantai Remis Karimun, Ini Harapan Wakil Bupati

Peristiwa malang ini terjadi di polindes sekaligus kediaman korban di Poskesdes Desa Keraban Jaya, Kecamatan Subah, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, Senin 22 Juni 2020 sekitar pukul 14.00 WIB.

"Korban diduga telah mengalami tindak pidana penganiayaan dan percobaan pemerkosaan yang dilakukan oleh tersangka AH," Selasa (23/6/2020).

Dengan Laporan Polisi Nomor : LP/137/VI/RES.1.6./2020/Kalbar/Res Sambas/Sek Subah tanggal 22 Juni 2020 tentang Tindak Pidana Penganiayaan dan percobaan perkosaan.

Diungkapkan oleh Kasat, RY sendiri diketahui sebagai seorang bidan yang berstatus PNS di desa tersebut.

Simak Jadwal dan Tahapan Lanjutan Pilkada Serentak 2020 di Karimun, Masa Kampanye 71 Hari

Pasca Disetop, Pelayanan Kantor Samsat Bersama di Karimun Kembali Normal, Dimulai Pukul 8 Pagi

Intelijen Amerika Sebut China Sudah Lama Rencanakan Penyerangan ke India

Namun demikian, hal yang tidak diinginkan terjadi terhadap RY.

 

"Bahwa benar pada hari Senin tanggal 22 juni 2020 sekira pukul 14.00 wib telah terjadi tindak pidana penganiayaan dan percobaan pemerkosaan terhadap RY bidan Polindes Desa Keraban Jaya," katanya.

"Yang telah dilakukan oleh AH di dalam polindes Desa Keraban, tempat dimana korban berdinas sekaligus menginap di Polindes tersebut," jelasnya.

Diceritakan oleh Kasat Reskrim, sebelumnya salah satu saksi yang juga pelapor mendengar ibu mertuanya berteriak-teriak minta tolong.

Mendengar hal itu, kemudian pelapor dari dalam rumah dan melihat korban RY sudah berada di depan warung mertua pelapor dalam kondisi berjalan sempoyongan dan babak belur.

"Jadi RY berjalan ke warung mertua pelapor, dengan luka memar, lebam, bengkak dan berlumuran darah pada bagian wajah."

"Melihat hal itu, pelapor menyuruh korban untuk duduk di warung dan sempat bertanya kepada korban tentang apa yang terjadi," tuturnya.

Namun korban tidak bisa berbicara karena memang dalam kondisi luka lebam akibat dianiaya oleh AH.

"Kemudian pelapor langsung mengecek ke Polindes dan dilihatnya ruangan kamar dalam keadaan berantakan dan banyak darah yang berceceran," ungkapnya.

"Selanjutnya korban langsung dibawa ke RSUD Sambas untuk mendapatkan perawatan medis," katanya.

Pada saat penangkapan, dikatakan oleh Kasat tersangka tidak melakukan perlawanan.

Sebelumnya, tersangka juga sudah diamankan oleh warga di rumah Kepala Desa setempat.

"Tersangka ditangkap di rumah Kades Keraban setelah diamankan oleh warga dan pada saat tersangka ditangkap banyak warga yang berkumpul."

"Karenanya tersangka langsung dibawa ke Polsek tanpa melakukan perlawanan," tutupnya.

Wilayah Kurang Aman

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sambas, dr Fatah Maryunani saat dikonfirmasi membenarkan hal itu.

Kata Fatah Maryunani, korban penganiayaan berstatus PNS di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Sambas.

"Benar, statusnya PNS tinggal di Poskesdes," ujar Fatah Maryunani, Selasa (23/6/2020).

Lebih lanjut, kata dr Fatah, di lokasi tersebut memang diketahui kurang aman.

"Daerah tersebut memang kurang aman," katanya.

Karena peristiwa tersebut, pihaknya juga sudah melaporkan kejadian itu kepada pihak berwajib.

Senin malam, kata dr Fatah tersangka penganiayaan sudah ditangkap pihak kepolisian.

"Sudah, mungkin tadi malam polisi sudah menangkapnya," kata Fatah Maryunani.

Atas kejadian tersebut, ia berharap agar nantinya ada hukuman berat kepada tersangka.

Kata dr Fatah, itu sebagai bentuk hukuman agar tersangka jera melakukan hal-hal yang bertentangan dengan hukum.

"Tersangkanya harus dibikin jera, dan dihukum seberat-beratnya," kata Fatah Maryunani.

Saat ini, kata dr Fatah, korban RY juga sedang menjalani perawatan medis di RSUD Sambas.

Reaksi Bupati Sambas

Wakil Bupati Sambas Hj Hairiah saat dikonfirmasi mengaku prihatin terkait dengan peristiwa tersebut.

Karenanya, ia memastikan bahwa dirinya selaku Wakil Bupati Sambas akan mengawal kasus tersebut sampai selesai, dan tersangka mendapatkan hukuman yang setimpal.

"Saya akan kawal kasus tersebut, agar tersangka mendapatkan hukuman yang setimpal," ujarnya, Selasa (23/6/2020) saat dihubungi.

"Saya prihatin dengan kondisi yang di alami oleh Bidan RY. Dan saat ini kasusnya sudah di tangani dan proses hukum sudah di ambil, sepenuhnya di serahkan ke aparat penegak hukum," katanya.

Selain berjanji akan mengawal jalannya kasus tersebut. Ia ungkapkan, dirinya juga meminta agar korban dilakukan terapi untuk pemulihan sikologi korban setelah sembuh nanti.

 

"Untuk trauma phisikologis, penanganan akan di lakukan lewat Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak," ungkapnya.

Karenanya, kedepan ia berharap agar keamanan dari pada para bidan harus benar-benar diperhatikan.

"Untuk kedepan dan keaman, rumah dinas yang di huni akan di lihat dari keamanannya, selayaknya dekat dengan pemukiman masyarakat atau yang berdiam di rumah dinas sebaiknya ada lebih dari 1 orang," ungkapnya.

"Selain sisi keamanan, selayaknya moralitas dan prilaku orang orang yang bersikap seperti "predator sex" dapat di identifikasi sejak awal, sehingga tidak terbuka ruang bagi orang-oranh seperti ini untuk melakukan aksinya," tuturnya.

Untuk itu, ia menghimbau kepada seluruh tenaga kesehatan di Kabupaten Sambas khususnya yang tinggal di pelosok-pelosok Kabupaten agar bisa berhati-hati.

Dan bisa berkoordinasi lebih giat dengan para pimpinan, dalam hal ini adalah Dinas Kesehatan Kabupaten Sambas.

"Imbauan kepada bidan-bidan atau tenaga kesehatan yang ada di pelosok-pelosok yang saat ini bekerja untuk sebuah pengabdian."

"Jika ada indikasi penyerangan atau perbuatan yang mengarah kepada penyerangan sexual atau perundungan dan pelecehan agar melapor pada atasannya atau ke dinas yang melakukan penanganannya," tuturnya.

Bahkan lebih dari itu, Wakil Bupati Sambas itu juga siap menerima langsung pengaduan dari para bidan di Sambas.

"Atau langsung ke saya juga oke," tutupnya.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Bidan Muda PNS di Pedalaman Sambas Dianiaya dan Nyaris Diperkosa, Alami Lebam hingga Wajah Berdarah

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved