Abaikan Nasehatnya, Mahathir Mohamad Ungkap Alasan Jadi PM Malaysia Untuk Ketiga Kali
Mahathir Mohamad akhirnya angkat bicara terkait alasan mencalonkan diri menjadi Perdana Menteri Malaysia untuk ketiga kalinya. Simak penjelasannya.
TRIBUNBATAM.id, KUALA LUMPUR - Sempat menerima penolakan dari berbagai pihak, Mahathir Mohamad akhirnya angkat bicara terkait alasan mencalonkan diri menjadi Perdana Menteri Malaysia kembali.
Mantan PM Malaysia itu memang diketahui akan mencalonkan diri untuk ketiga kalinya manjadi PM.
Ia juga turut menyinggung terkait para penerus yang menggantikannya.
Diwawancarai harian berbahasa China, Sin Chew Daily, Mahathir menuturkan dia ingin kembali menjabat karena para penerusnya mengabaikan nasihatnya dalam memerintah negara.
"Pengalaman saya, ketika saya mencoba menasihat PM, mereka tidak akan mengacuhkan bahkan tidak peduli dengan ucapan saya," jelasnya.
Dia menuturkan pengalaman itu dia dapatkan bersama mantan PM Abdullah Badawi, dan Najib Razak yang dia kalahkan dalam pemilu 2018.
• Tolak Mahathir Mohamad Jadi Calon PM Malaysia, Anwar Ibrahim Sebut Tak Bisa Percaya 100 Persen
Mahathir Mohamad memang kembali menjadi PM Malaysia pada 2018.
Namun, dia secara mengejutkan mengundurkan diri pada Februari lalu.
Posisinya kemudian digantikan mantan sekutunya di Partai Bersatu, Muhyiddin Yassin, di mana kini sang veteran hendak mengambil lagi posisinya.
Dikutip Malay Mail Selasa (23/6/2020), Mahathir berujar dia ingin jadi PM Malaysia untuk ketiga kalinya demi "memperbaiki" dugaan korupsi dari pemerintahan Muhyiddin dan Najib.
Politisi berjuluk Dr M tersebut menyatakan, dia tidak akan mengambil jabatan "Menteri Senior" jika Anwar Ibrahim menjabat.
Mantan PM yang periode pertamanya berkuasa pada 1981 sampai 2003 itu mengklaim, setiap PM ingin membentuk warisannya sendiri daripada mendengarkan dia.
Dia menjelaskan, setiap PM ingin menunjukkan bahwa dia bisa mengontrol Negeri "Jiran", di mana segala ide datang dari dia.
"Dia tidak mungkin mengatakan 'Ok, warisan politik saya berasal dari Mahathir'," ujar politisi yang pernah bergabung dengan koalisi Barisan Nasional itu.
Malaysia tidak pernah mempunyai jabatan menteri mentor. Posisi itu pertama kali digagas oleh negara tetangga Singapura.
Jabatan tersebut muncul setelah putra mendiang Lee Kuan Yew, Lee Hsien Loong, naik sebagai orang nomor satu Singapura pada 2011.
Posisi itu menyeruak ketika Channel News Asia mewawancarai Anwar Ibrahim, di mana dia mengungkapkan terbuka untuk mendiskusikannya.
Dr M menuturkan, dia menawarkan diri menjadi PM selama satu tahun.
Tapi karena tak disetujui Anwar, dia kemudian menguranginya menjadi enam bulan.
"Setelah enam bulan, saya akan mundur. Saya tak akan lagi menjadi PM.
Anda tahu, saya sudah terlalu tua. Sangat, sangat tua," ujar dia.
Pendukung Anwar Ibrahim Tak Ingin Mahathir Mohamad Jadi PM Malaysia: 'Karakternya Menjengkelkan'
Di tengah politik Malaysia yang kian memanas, kelompok pendukung Anwar Ibrahim menyerukan penolakan terhadap Mahathir Mohamad.
Mereka menyatakan tidak ingin jika Mahathir Mohamad nantinya dicalonkan sebagai Perdana Menteri Malaysia selanjutnya.
Kelompok tersebut adalah Otai Reformis, grup yang berafiliasi dengan Parti Keadilan Rakyat (PKR).
Menolak secara tegas jika Mahathir diajukan lagi untuk kembali ke Putrajaya.
Juru bicara Otai Reformis, Abdul Razak Ismail, justru menginginkan agar Anwar Ibrahim yang bisa dicalonkan sebagai PM Malaysia.
"Karakter Mahathir Mohamad itu menjengkelkan. Pemimpin Pakatan Harapan yang menginginkan jabatan menteri, tanpa pikir panjang, mencalonkannya lagi," ujar Abdul.
Dilansir Free Malaysia Today Senin (15/6/2020), dia menjawab spekulasi Pakatan berencana untuk menaikkan lagi nama Dr M, julukan Mahathir.
Spekulasi muncul karena Pakatan berencana untuk mendapatkan suara mayoritas dari anggota Dewan Rakyat (Parlemen Malaysia) demi kembali berkuasa.
Abdul Razak menegaskan, sudah saatnya bagi mantan PM berusia 94 tahun tersebut untuk memenuhi janji politiknya dengan menyerahkan jabatan ke Anwar.
"Daripada dia harus mengemis simpati dari para petinggi Pakatan supaya bisa kembali menjabat untuk enam bulan mendatang," jelasnya.
Aliansi itu dilaporkan bertemu lagi dengan Dr M, di tengah upaya mereka mendongkel Perikatan Nasional yang dipimpin PM Muhyiddin Yassin.
Muhyiddin berkuasa pada 1 Maret setelah beberapa hari sebelumnya, Mahathir Mohamad secara mengejutkan mengumumkan untuk mundur.
Sejak drama politik yang mengejutkan Negeri "Jiran" di Februari, Dr M menekankan komitmennya bahwa dia masih bersama Pakatan Harapan.
Abdul Razak menjelaskan, para pemimpin oposisi seharusnya sadar, bahwa Mahathir bukanlah sosok yang bisa dipercaya begitu saja.
Itu terbuktui dari selama 22 tahun pemerintahannya, dia berulang kali menolak untuk memberikan jabatan kepada Anwar, yang notabene pernah jadi seterunya.
Padahal ketika mengalahkan Barisan Nasional dan Najib Razak di Pemilu 2018, Mahathir sudah berjanji akan mundur setelah dua tahun menjabat.
"Bagaimana kami bisa menjamin jika Mahathir Mohamad akan mundur, malah bisa saja dia mendepak menteri Pakatan dari pemerintahannya?" tanya Abdul Razak.
(*)
• Penumpang Malaysia Lebih Banyak Dibanding Singapura, Aktivitas di Pelabuhan Internasional Batam Naik
• Mengenal Gerakan Cuti-cuti Malaysia, Cara Pemerintah Untuk Promosikan Pariwisata Domestik
• Suhu Politik Malaysia Kembali Memanas Setelah Anwar Ibrahim Tolak Mahathir Mohamad
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mahathir Buka Alasan Ingin Jadi PM Malaysia untuk yang Ketiga Kalinya".