HUJAN BUATAN DI BATAM
BP Batam Gandeng Tim TMC BPPT Ciptakan Hujan Buatan, Tambah Debit Air 2 Waduk Utama
Penambahan curah hujan biasanya diperlukan untuk meningkatkan ketersediaan air waduk, atau pemadaman kebakaran hutan.
Awan-awan tersebut selanjutnya akan disemai dengan menggunakan bahan semai berupa flare yang ditembakkan dari pesawat Piper Cheyenne.
Berkat adanya bahan semai tersebut, awan akan mempercepat turunnya hujan dengan curah yang cukup tinggi.
"Kenapa tidak dilakukan di musim kemarau? Karena kondisi cuacanya tidak mendukung potensi awan hujan," ujar Sutrisno, Rabu (24/6/2020).
Awan di musim kemarau dirasa kurang potensial untuk disemai.
Walaupun sebenarnya TMC dapat diterapkan pada musim kemarau dengan dukungan awan yang sesuai kriteria, hasil curah hujannya tidak akan maksimal.
• RUPIAH HARI INI - Ditutup Melemah 0,32%, Rupiah di Level Rp 14.175 per Dolar AS
• Cerita Konjen Singapura di Kepri Akibat Corona, Saya Belum Bertemu Anak Istri Sejak Libur Imlek
Sehingga, masa musim penghujan di bulan Juni 2020 ini dinilai sebagai opsi terbaik.
"Kami perhatikan pertimbangan ekonomi juga. Sebab, teknologi ini cukup mahal, sehingga diharapkan hasilnya maksimal," tambah Sutrisno.
Dalam operasinya, Tim TMC senantiasa berkoordinasi dengan BMKG dan BP Batam. Teknologi ini telah diterapkan selama 13 hari dari total masa waktu 30 hari lamanya.
Bantah Hujan Buatan Sebabkan Banjir
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kelas I Hang Nadim Batam, Addi Setiadi, mengakui potensi hujan beberapa bulan belakangan ini memang dapat muncul meski disemai atau pun tidak.
Addi mencontohkan, beberapa hari lalu turun hujan di wilayah bagian utara Kota Batam, yang sempat menyebabkan banjir.
Sesungguhnya, awan hujan di daerah utara Kota Batam tempo lalu itu tidak disemai oleh Tim Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC).
Daerah tersebut juga bukan merupakan target penyemaian.
"Itu karena faktor meteorologi fenomena regional adanya belokan angin ditambah konvergensi, itulah yang memunculkan terjadinya awan efektif," sebutnya.
Atas penjelasan ini, Addi berharap kesimpulan yang beredar di tengah masyarakat tentang hujan buatan menjadi penyebab utama banjir dapat diluruskan.