PPDB BATAM 2020
Orang Tua Cemas Tunggu Proses PPDB Tanggal 29 Juni, Khawatir Anaknya Tak Lolos Sekolah Negeri
Sesuai dengan jadwal Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ajaran 2020/2021 untuk tingkat SDN dan SMPN dibuka mulai tanggal 10 Juni 2020.
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Sejumlah orang tua calon peserta didik harap-harap cemas dengan Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) Batam 2020.
Mereka begitu khawatir jika anak mereka tidak bisa masuk sesuai dengan sekolah negeri yang mereka inginkan.
Pendaftaran Peserta Didi Baru (PPDB) untuk tingkat Sekolah Dasar (SD) Negeri dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri. Tahun ajaran 2020/2021 terakhir dibuka. Beberapa sekolah di Sagulung dan Batuaji terlihat sepi.
Orangtua yang mendaftarkan anaknya ke sekolah Negeri, menunggu hasil verifikasi dari sekolah apakah anaknya diterima atau tidak.
Sesuai dengan jadwal Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ajaran 2020/2021 untuk tingkat SDN dan SMPN dibuka mulai tanggal 10 Juni sampai dengan 26 Juni 2020.
Pihak sekolah akan melakukan Verifikasi selama dua hari yakni tanggal 27 dan 28 Juni 2020. Hasil verifikasi akan diumumkan pada tanggal 29 Juni 2020.
Orang tua bisa melihat hasil penguman di melalui website pendataran apakah anaknya diterima atau tidak.
"Kami tunggu di rumah. Kalau anak kami tidak masuk ya lihat nantilah," ucap orang tua murid di Kecamatan Sagulung, Hendro, Jumat (26/6/2020).
Hendro mengatakan dirinya sudah mendaftarkan anaknya dan sudah mengambil bukti pendaftaran.
Saat pendaftaran, tidak ada pilihan lain jika tidak diterima di sekolah yang dipilih.
"Jadikan di sistem itu jelas, sekolah yang bisa kita pilih hanya satu. Jadi nanti kalau tidak diterima ya pasti ada solusinya. Yang jelas kami mendaftarkan anak ke sekolah negeri karena keadaan ekonomi," sebutnya.
Warga Kaveling Sagulung Jaya, Ernita menjelaskan, dirinya sudah mendaftarkan anaknya ke SDN 010 Kota Batam.
Dia mengatakan jika dirinya mendftarkan anaknya ke sekolah negeri karena kondisi ekonomi saat ini."Ya harapan kita harus diterima, kalau tidak diterima mau sekolah kemana lagi kita. Yang jelas kita tidak punya biaya menyekolahkan anak kita ke sekolah swasta,"kata Ernita
"Sesuai dengan zona kita lebih dekat ke SDN 010. Lihat nantilah diterima atau tidak," kata Ernita.
• Leasing Batam dan Jakarta Datangi Mapolda Kepri, Pinjam Pakai Barang Bukti Kasus Iptu Hiswanto Ady
• Konjen Singapura di Kepri Ungkap Investasi Negeri Singa di Batam, Perusahaan Masih Beroperasi
Kepala Sekolah SMPN 27 Sagulung Batam, Bobor Hehetua Pasaribu, mengatakan pendaftaran dan punguman dilaksanakan melalui online.
"Jadi orang tua bisa melihat melalui online,"kata Bobor.
Dia mengatakan di hari terakhir pendaftaran tidak ada lagi siswa yang mendaftar."Hari ini tidak ada lagi yang mendaftar,"kata Bobor.
Pantauan Tribun dibeberapa sekolah di Sagulung yakni SDN 010, SDN 016, SMPN 27, SMPN 36 terlihat sepi, tidak ada orangtua atau calon siswa yang mendatangi sekolah.
Khawatir Jadi Bom Waktu
Persoalan kelebihan daya tampung sekolah khususnya di Kecamatan Sagulung, Kota Batam, Provinsi Kepri dikhawatirkan jadi bom waktu.
Terlebih Kecamatan Sagulung menjadi kecamatan terpadat penduduknya di Kota Batam.
Kecamatan Sagulung yang terdiri dari enam kelurahan memiliki populasi penduduk sebanyak 275.259 orang atau 20,7 persen dari total penduduk Kota Batam yakni 1.329.773 jiwa berdasarkan data tahun 2018 lalu.
Sebelumnya pada Tahun ajaran 2019/2020 persoalan PPDB terjadi di Sagulung, dimana pemerintah kota Batam, harus membuka dua sekolah baru untuk tingkat SMPN yakni SMPN 59 dan SMPN 60.
Tahun ajaran baru 2020/2021 persoalan PPBD akan kembali terjadi, seperti diungkapkan Ketua Komite SMPN 27 Sagulung, Kota Batam, Alvian.
Dimana anak didik yang sudah mendaftar kesekolah mereka sampai hari ini sebanyak 500 orang. Sementara daya tampung sesuai dengan jumlah ruangan yang tersedia hanya sebanyak 288 siswa/siswi.
"Persoalan kelebihan kuota akan kembali terjadi, kita tidak tahulah seperti apa nantinya. Kita lihat sajalah tanggal 29 ini," kata Alvian.
Alvian mengatakan untuk anak didik yang masuk ke Zona SMPN 27 jumlahnya kurang lebih 400 siswa.
"Itu belum termasuk, jalur prestasi 30 persen, jalur Afirmasi 15 persen dan jalur perpindahan 5 persen,"kata Alvian.
Dia juga mengatakan tahun 2019 lalu mereka memiliki kuota sebanyak 284 siswa. Namun yang daftar tetap di atas kuota.
Ia menjelaskan, tahun 2019, pihaknya merencanakan menerima 284 murid dimana satu ruangan direncankan 32 orang.
Namun karena banyaknya yang daftar akhirnya semua diterima dan satu ruangan menjadi 41 orang.
Dia mengatakan untuk zonasi yang masuk ke lingkungan SMPN 27 Sagulung terdapat delapan SD, baik swasta dan Negeri.
"Ya inilah bisa dihitung sendiri. Lulusan dari delapan sekolah yang harus ditampung satu sekolah. Pasti sudah membludak. Kita lihatlah nanti, pemerintah mungkin sudah memiliki solusi," kata Alvian.(TribunBatam.id/Ian Sitanggang)