BATAM TERKINI

Manajemen Aston Hotel Batam Optimis Tingkat Hunian Hotel Naik 50 Persen di Awal Juli 2020

Kondisi ini menurutnya jauh lebih baik jika dibandingkan saat Batam masih dinyatakan sebagai zona merah penularan Covid-19.

TribunBatam.id/Istimewa
Pengecekan suhu tubuh bagi pengunjung di ASTON Batam Hotel and Residence. Hotel bintang empat di Kota Batam, Provinsi Kepri ini menerima sertifikasi 'Safe Travels' dari World Travel & Tourism Council (WTTC). 

TRIBUNBATAM.id, BATAM – Tingkat hunian kamar (okupansi) Aston Hotel Batam and Residence meningkat 25 persen sejak fase New Normal diberlakukan pada 15 Juni 2020.

Walau masih di bawah 50 persen, Director of Sales and Marketing Aston Hotel Batam, Fitri Kusumawardhani selalu optimis agar okupansi naik hingga 50 persen di awal Juli 2020 nanti.

“Masih slow pick up. Hanya 25 sampai 30 persen saja,” ujarnya kepada TribunBatam.id, Selasa (30/6/2020).

Fitri menambahkan, kondisi ini jauh lebih baik jika dibandingkan saat Batam masih dinyatakan sebagai zona merah penularan Covid-19.

“Tapi alhamdulillah, banyak tamu dan klien yang memercayakan event dan grupnya kepada kami. Karena kami sudah menjalankan protokol kesehatan dan kemanan maksimal,” katanya lagi.

Bahkan baru-baru ini, lanjut Fitri, Aston Hotel Batam baru saja mendapat sertifikasi safe travels dari World Travel adn Tourism Council (WTTC) sebagai pengakuan atas komitmen hotel untuk menjaga keselamatan dan kesehatan tamu.

Kebijakan melonggarkan aktivitas keramaian sejak pandemi Covid-19 di Kota Batam belum berdampak banyak pada tingkat hunian kamar hotel.

Hotel Bintang 4 di Batam, I Hotel misalnya. Head Sales and Marketing I Hotel Batam, Dita menyebut, okupansi hotelnya saat ini masih sama seperti Kota Batam dinyatakan sebagai zona merah Covid-19, yaitu sekitar 25 persen.

Jumlah ini jauh menurun jika dibandingkan dengan okupansi sebelum pandemi Covid-19 melanda Kota Batam.

“Sejauh ini belum naik. Tapi kami telah siap untuk menyambut New Normal dengan menerapkan prosedur pencegahan preventif. Kami mengutamakan keselamatan dan kenyamanan tamu kami,” ujarnya kepada TribunBatam.id, Selasa (30/6/2020).

Menurutnya, salah satu strategi untuk menaikkan okupansi dengan memberikan harga spesial saat tamu melakukan check in.

Kondisi itu pun sebenarnya tak banyak membantu. Apalagi, hampir seluruh hotel di Batam bergantung dengan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman).

Sementara, kunjungan wisman belum terlalu efektif.

“Kalau wisatawan memang belum ada. Yang in house sebatas pekerja yang memang mereka masih ada kerjaan di Batam,” tambahnya.

Dita tak memungkiri, wisman asal Singapura cukup mendominasi jumlah kunjungan di Batam.

Jika mereka belum berkunjung ke Batam, imbasnya begitu terasa.

Warga Pulau Kubung Dinyatakan Sembuh dari Corona, 5 Kali Jalani Swab, 3 Minggu Dirawat di RS

7 Kasus Baru Pasien Positif Covid-19 Batam Tak ada Gangguan Kesehatan, Total 227 Kasus Kamis (30/6)

Oleh sebab itu, dia berharap, pemerintah dapat lebih getol untuk mempromosikan tempat wisata di Batam.

Selain itu, pemerintah menurutnya harus mampu untuk meyakini para wisatawan mancanegara, terutama Singapura, bahwa Kota Batam telah berubah dari zona merah penularan virus Corona.

“Dengan memperketat penanganan Covid-19. Setidaknya kita bisa pamerkan itu ke tamu dari luar. Kita bisa bilang ke mereka jika kita telah aman,” sebutnya.

Beri Kelonggaran Sejak 15 Juni

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbupar) Kota Batam Ardiwinata mengatakan, per 15 Juni 2020 Pemko memberikan kelonggaran bagi dunia usaha pariwisata. Artinya, seluruh tempat pariwisata diizikan untuk beroperasi.

Ardi mengatakan, pemberlakuan kelonggaran itu mengingat aspek ekonomi di tengah wabah virus Corona atau COVID-19.

Selain itu, seluruh manajemen pelaku pariwisata di Batam wajib mentaati Protokoler Kesehatan dan menandatangani surat pernyataan.

"Tanggal 15 kemarin, tapi dengan ketentuan penerapan kesehatan yang penting yang telah disusun. Setelah itu mereka menandatangani surat pernyataan. (Kami) silakan untuk persiapan protokolnya seperti memberi tanda untuk antri, mengurangi kursi kemudian menyiapkan APD untuk masing-masing pekerja," katanya saat dijumpa di sela-sela acara di Pelita.

Ardi memisalkan, pelaku usaha jasa wisata harus menyiapkan hand sanitizer.

Terkait kelonggaran ini katanya, akan dievaluasi setiap saat Tim Disparbud Batam juga turun ke lokasi untuk melihat situasi dan kondisi tempat usaha wisata.

"Aktivitas wisata mulai bangkit dan tentunya kita berharap kan kita menerapkan ekonomi yang kita lakukan agar cepat pulih. dan Hari ini menghadiri rapat tim pengawasan orang asing yang di dalamnya ada dari dari migrasi dari teman-teman dari KKP dan semua yang tergabung di tim. Bersatu mencari solusi agar semua kita aman pada era tatanan baru," jelas Ardi.

Tidak hanya Indonesia yang memberikan kelonggaran, menurut Ardi Singapura sendiri sebenarnya sudah ada kelonggaran serupa.

Diakui Ardi, tahun 2019 lalu jumlah kunjungan wisata ke Batam 1,9 juta orang.

Dan tahun ini, menurun drastis karena wabah pandemic Covid-19.

"Tahun 2019 Kemarin luar biasa kita memberikan kontribusi terbesar kedua Indonesia setelah Bali dan pertama di Kepri. Kunjungan 2019 di Batam adalah 1.947.476 orang. Dan tahun ini memang kita janlok ya karena wabah ini. Tapi terus berbenah soal ini," katanya. (Tribunbatam.id/Ichwannurfadillah/Leo Halawa)

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved