China VS India Masih Belum Berdamai, India Klaim 40 Tentara China Tewas Terluka Dalam Perkelahian
Namun Singh yang merupakan eks kepala militer tidak memberikan bukti apa pun untuk mendukung pernyataannya, demikian yang diwartakan Reuters pada Sabt
TRIBUNBATAM.id - Perang antara India dan China masih menjadi sorotan hingga saat ini.
Sepertinya kedua negara belum menyatakan damai setelah terjadinya pertikaian diperbatasan negara beberapa waktu lalu.
Diketahui, perperangan ini dikarenakan batas negara.
Konflik China dan India masih terus jadi sorotan Dunia hingga saat ini.
• Kepala Sekolah Pungut Biaya Saat PPDB SD dan SMP? Siap-Siap Dapat Sanksi dari Disdik Karimun
• Pekerja Tambang Tertimbun Tanah Longsor Ketika Hujan Deras, 113 Orang Dinyatakan Tewas
• Viral Karyawan Starbucks Intip Payudara, Polisi Bertindak
Belum lama ini, India mengklaim pihaknya menewaskan 40 tentara China.
Hal tersebut terjadi saat perkelahian antar militer di perbatasan kedua negara, tepatnya di Lembah Galwan, pertengahan bulan lalu.
China hingga kini belum mengatakan apa pun tentang tentara tewas atau luka-luka dalam baku hantam di kaki Pegunungan Himalaya ini.
Sedangkan India melaporkan 20 tentara tewas dan sedikitnya 76 terluka.

"Jika 20 orang tewas di pihak kami (India), maka akan ada setidaknya dua kali lipat korban di pihak mereka (China)," kata VK Singh, Menteri Jalan dan Transportasi India kepada saluran tv News24 dalam wawancara pada Sabtu malam (20/6/2020) waktu setempat.
Namun Singh yang merupakan eks kepala militer tidak memberikan bukti apa pun untuk mendukung pernyataannya, demikian yang diwartakan Reuters pada Sabtu (21/6/2020).
Dia juga mengatakan, China sepanjang sejarah tidak pernah melaporkan korban perang termasuk konflik 1962 dengan India.
Media Global Times yang dikontrol China sebelumnya menyebut ada korban di kubu tentara Negeri "Tirai Bambu", tapi tidak merinci lebih lanjut.

Singh lalu berkata, India telah melepas tentara China yang masuk ke wilayah India setelah terjadinya konflik.
Bharat Bhushan Babu, Juru bicara Kementerian Pertahanan India enggan mengomentari pendapat Singh.
Kedua negara bertetangga yang sama-sama bersenjata nuklir itu pada Sabtu (20/6/2020) saling menyalahkan telah melanggar perbatasan.
Wilayah itu merupakan lokasi bentrokan terparah antara militer kedua negara dalam 50 tahun terakhir.
Militer India dan China tetap disiagakan di beberapa lokasi sepanjang Garis Kontrol Aktual (LAC) yang tidak jelas patokannya, meski para petinggi militer kedua negara telah menyerukan untuk meredam ketegangan.

Sementara itu Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengkritik China karena meningkatkan ketegangan di perbatasan dengan India.
Militer berunding
Pada perkembangan terakhir, komandan pasukan China dan India bertemu, dekat dengan wilayah perbatasan yang mereka sengketakan, untuk berunding kembali sejak bentrokan mematikan di perbatasan.

Komandan Angkatan Darat India Korps 14, Letnan Jenderal Harinder Singh, dan Komandan Wilayah Militer Xinjian Selatan, Mayor Liu Lin, bertemu pada Selasa (30/6/2020) setelah kedua belah pihak saling mengerahkan pasukan dari kedua sisi.
Pertemuan pada Selasa di pos terdepan Chushul milik India, dekat Danau Pangong Tso, merupakan kelanjutan dari pertemuan pada 22 Juni yang memakan waktu selama 11 jam.
Pangong Tso merupakan danau garam tertinggi di dunia yang dilewati perbatasan kedua negara dan kerap menjadi ajang keributan tanpa senjata yang melibatkan militer mereka.
Pada pertemuan pertama tersebut, kedua belah pihak mencoba meredakan ketegangan setelah bentrokan yang mematikan terjadi pada 15 Juni.

Setidaknya 20 personel India tewas dan di pihak China jumlah korban belum diketahui selama insiden di lembah Galwan.
Kedua negara bersengketa mengenai perbatasan di kawasan tersebut dan bahkan garis kontrol aktual yang memisahkan kedua belah pihak belum disepakati. Hal itu semakin meningkatkan risiko ketegangan.
Insiden tersebut menyulut sentimen nasionalisme pada kedua negara, yang membuat keduanya semakin sulit menyelesaikannya.
Prosefor Studi China dari Universitas Jawaharlal Nehru Srikanth Kondapalli mengatakan pembicaraan pada Selasa tersebut selesai lebih awal dari yang diprediksi.
Hal itu menandakan pertemuan pertama (pada 22 Juni) tidak berakhir dengan keputusan yang positif.
"Para pemimpin [kedua belah pihak] tidak santai dan banyak [keputusan] yang tidak disepakati. Alih-alih menyelesaikan konflik, keduanya justru akan lebih masif lagi mengerahkan kekuatan," ujarnya seperti yang dilansir dari South China Morning Post.
Kondapali menambahkan setelah pimpinan militer dari kedua negara itu bertemu, para diplomatnya menunjukkan sikap yang "kaku".
Duta Besar China untuk India Sun Weidong mengatakan tentara Indialah yang harus disalahkan karena melewati wilayah teritorial China.
Sementara itu, Duta Besar India untuk China, Vikram Misri memperingatkan akan adanya "riak dan dampak" bagi kedua negara.

Dia menganggap insiden tersebut merupakan tangung jawab China sepenuhnya sehingga China bertanggung jawab bagaimana hubungan kedua negara tersebut ke depan.
Seruan untuk memboikot barang-barang dari China menyeruak ke seluruh India.
Menyusul hal tersebut, sebuah laporan melaporkan impor sedang tertunda di pelabuhan India.
Pada Senin (29/6/2020), pemerintah India juga memblokir 59 aplikasi dari China.
Termasuk aplikasi-aplikasi populer seperti TikTok, Baidu Maps, dan WeChat.
Pada pidato kenegaraan
Sementara itu, Perdana Menteri Narendra Modi berbelasungkawa atas tentara India yang gugur pada insiden tersebut.

Seorang spesialis Asia Selatan dari Shanghai Municipal Centre for International Studies Wang Dehua mengatakan bentrokan tersebut membirakan alasan bagi India untuk mendekati China dengan "kekerasan".
Hal itu akan semakin sulit bagi kedua negara dalam menyelesaikan konflik.
"Modi berkomitmen untuk bersikap agresif kepada China, dan sentimen anti-China di India sedang melambung," sambungnya.
"Tidak mungkin bagi kita untuk menerka aoa yang mereka bahas pada pertemun Selasa ini, tapi mudah-mudahan pertemuan itu akan menurunkan eskalasi," tambahnya. (*)
Artikel ini telah tayang di tribunmanado.co.id dengan judul 40 Tentara China Tewas, 76 Tentara India Terluka dalam Perkelahian, Militer Kedua Negara Berunding