HUMAN INTEREST

Cerita Asman Juru Parkir di Anambas, Bangun Sejak Subuh, Sekolahkan Anak Hingga Perguruan Tinggi

Berteman dengan terik matahari dan sejuknya hujan bukan lah penghalang bagi Asman menjalani pekerjaannya sebagai juru parkir.

TribunBatam.id/Rahma Tika
Petugas juru parkir di Pasar Inpres Tarempa, Kecamatan Siantan, Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepri, Asman. 

TRIBUNBATAM.id, ANAMBAS - Hari masih pagi, namun Asman sudah berkeringat mengatur sepeda motor di Jalan Hang Tuah, Kelurahan Tarempa, Kecamatan Siantan, Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepri.

Pria 47 tahun ini terlihat ramah ketika mendekati pengendara sepeda motor yang ingin meninggalkan kawasan Pasar Inpres Tarempa itu.

Ia langsung sigap membantu warga mengeluarkan sepeda motor dari area parkir.

Profesi sebagai juru parkir sudah ditekuni pria 3 orang anak ini sejak 2013.

Sejak subuh Azman sudah tiba di Pasar Inpres untuk memulai aktivitasnya. Biasanya saat subuh itu, pengunjung pasar sudah ramai yang berdatangan.

"Kebetulan rumah saya dekat arah ke gunung sana, di Batu Tambun. Selesai salat Subuh saya langsung kesini," ujarnya saat berbincang dengan TribunBatam.id, Jumat (3/7/2020).

Menjadi seorang juru parkir bukanlah pekerjaan yang bisa mencukupi kebutuhan keluarganya.

Selain jadi juru parkir, Asma juga kerja sambilan. "Dari pagi sampai sore saya kerja urusin parkir, tapi selepas itu saya juga buka jasa pijat keliling," ucapnya.

Berteman dengan terik matahari dan sejuknya hujan bukan lah penghalang bagi Asman menjalani pekerjaannya sebagai juru parkir.

Berdasarkan cerita Asman, pungutan tarif parkir di Tarempa terbilang cukup murah.

Masyarakat yang memarkirkan kendaraannya cukup bayar Rp 1 ribu rupiah saja. Tidak ada hitungan jam dalam pungutan tarif parkir ini.

Aksi Remaja Ugal-Ugalan Bawa Motor, Bahayakan Pengendara, Buat Resah Petugas Kesehatan di RSBP Batam

Foreign Tourists Visit to Indonesia Through Karimun Drop 100 Percent Caused by Covid-19

"Kadang uang mereka besar, kalau sudah begitu saya bilang bawa aja motornya tidak apa-apa, karena memang tidak ada kembalian. Ada juga kadang yang berbaik hati kasih uang lebih, tapi kita tetap syukuri itu," tuturnya.

Tak ingin anaknya menjadi seperti dirinya, Asman yang mungkin pendapatan perbulannya terbilang rendah, mampu menyekolahkan anak pertamanya di sebuah perguruan tinggi.

"Alhamdulillah anak saya saat ini sedang kuliah, yang nomor dua kerja, dan yang ketiga masih SD. Saya maunya dari ketiga anak saya ini ada yang berkuliah, bagaimanapun caranya saya selalu usahakan untuk dapat uang bayar kuliah anak," ungkapnya.

Kendati demikian, Asman mengaku istrinya yang tidak punya pekerjaan akhirnya membuka usaha kecil-kecilan dengan berdagang makanan di depan rumah.

"Istri saya juga ikut bantu, jual makanan depan rumah, lumayan untuk nambah kekurangan yang ada," sambungnya.

Kini ia hanya ingin anaknya yang sudah masuk smeseter 5 itu segera menyelesaikan pendidikannya.(TribunBatam.id/Rahma Tika)

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved