Kabar Baik! Studi Mengatakan, 'Tidak Punya Gejala Covid-19, Bisa Jadi Kebal dari Virus Corona'
Penemuan itu menunjukkan bahwa orang dengan gejala ringan maupun tidak ada gejala sama sekali dapat mengembangkan 'T-cell' immunity (imunitas T-cell).
TRIBUNBATAM.id - Berdasarkan penelitian terbaru dari Swedia, hampir sepertiga dari mereka yang tidak pernah mengalami gejala virus Corona, bisa saja memiliki kekebalan terhadap virus mematikan tersebut.
Institutet Karolinska, Swedia, melakukan penelitian dan menerangkan bahwa, tingkat imunitas atau kekebalan setinggi 30 persen.
Penemuan itu menunjukkan bahwa orang dengan gejala ringan maupun tidak ada gejala sama sekali dapat mengembangkan 'T-cell' immunity (imunitas T-cell).
Meski demikian, pengujian virus masih tetap dibutuhkan untuk mengatasi wabah Covid-19 ini.
Penulis co-senior dari penelitian itu, yakni Profesor Hans-Gustaf Ljunggren mengatakan, "Hasil dari penelitian kami mengindikasikan bahwa imunitas publik terhadap Covid-19 kemungkinan secara signifikan lebih tinggi daripada tes antibodi yang selama ini disarankan."
"Jika memang benar begitu, tentu ini merupakan suatu kabar baik dalam perspektif kesehatan publik."
Imunitas T-cell
Diketahui, T-cell memerankan peran penting dalam respons imunitas. T-cell berfungsi mengontrol dan membentuk respons imunitas melalui berbagai sarana kekebalan, seperti 'kematian sel yang dimediasi oleh kekebalan'.
Jenis T-cell tertentu dikenal sebagai 'sel pembunuh', mampu membunuh sel yang terinfeksi virus secara langsung dan bahkan dapat 'merekrut' sel lain ketika memasang respons imun.
Jenis lainnya dikenal sebagai 'sel pembantu' dapat secara tidak langsung membunuh sel yang diidentifikasi sebagai benda asing dan menentukan apakah dan bagaimana bagian lain dari sistem kekebalan tubuh menanggapi ancaman benda tersebut.
Bagaimana dampaknya terhadap pasien virus Corona?
Penelitian yang dilakukan pada Mei 2020 oleh London's Francis Crick Institute menemukan bahwa pasien dengan kondisi kritis akibat Covid-19 memiliki jumlah T-cell yang benar-benar rendah.
Akibatnya, penyakit itu bisa menguasai T-cell.
Seorang profesor dari institusi tersebut, Profesor Adrian Hayday mengatakan dirinya terkejut dengan adanya sel imunitas tersebut.
"Mereka (T-cell) mencoba melindungi kita," ujar Profesor Adrian sebagaimana dilansir BBC, "Namun, virus terlampau mendorong mereka karena jumlah mereka yang kecil dan menurun dramatis."