Sejarah Suku Laut di Kepri dan Cara Mereka Bertahan Hidup di Laut Sepanjang Hidupnya
Melansir situs resmi Disbud Kepri, Suku Laut mulai menghuni wilayah Melayu-Lingga pada tahun 2500-1500 sebelum masehi sebagai bangsa Proto Melayu atau
Itulah sebabnya mereka juga dijuluki Kelana Laut.
Kehidupan Orang laut terbilang sangat sederhana.
Mereka yang bermukim di atas sampan hanya ditutupi kajang sebagai pelindung dari terik panas dan hujan.
Untuk menafkahi hidup, mereka mencari ikan dengan peralatan sederhana, seperti tempuling, tombak dan serampang.
Sejarah suku Laut
Melansir situs resmi Disbud Kepri, Suku Laut mulai menghuni wilayah Melayu-Lingga pada tahun 2500-1500 sebelum masehi sebagai bangsa Proto Melayu atau Melayu Tua.
Mereka menyebar ke sebagian besar wilayah Sumatera melalui Semenanjung Malaka.
Tahun 1500 sebelum masehi, mereka terdesak ke arah pesisir laut karena adanya arus migrasi besar-besaran oleh bangsa Deutro Melayu.
Melansir situs resmi Disbud Kepri, Suku Laut dulunya adalah kawanan perompak.
Mereka berperan penting dalam kejayaan Kesultanan Malaka, Kesultanan Johor, dan Kerajaan Sriwijaya.
Tugasnya adalah menjaga selat-selat, mengusir bajak laut, hingga memandu para pedagang ke pelabuhan kerajaan-kerajaan tersebut.
Mereka adalah orang-orang yang setia terhadap kerajaan.
Dulu, saat Kesultanan Malaka jatuh digantikan Kesultanan Johor, mereka meneruskan kesetiannya pada kerajaan tersebut.
Tahun 1699, Sultan Mahmud Syah, keturunan terakhir wangsa Malaka-Johor, terbunuh.
Orang Laut menolak mengakui wangsa Bendahara yang naik tahta sebagai sultan Johor yang baru, karena keluarga Bendahara dicurigai terlibat dalam pembunuhan tersebut.