BATAM TERKINI
SEJARAH Wayang Cecak Khas Kepulauan Riau, Gabungan Budaya Tionghoa dan Melayu
Provinsi Kepulauan Riau ternyata memiliki pertunjukan wayang yang tak kalah unik dari wayang yang ada di Jawa. Simak sejarahnya di sini.

Wayang cecak merupakan kesenian yang dipertunjukan untuk kalangan Elit tertentu dan tak menyebar ditengah masyarakat.
Sejarah
Awalnya, Wayang Cecak digagas dan dimainkan oleh Khadijah Terung.
Ia adalah seorang seniman wanita pada masa Kesultanan Melayu di Pulau Penyengat.
Khadijah diduga memainkan pertunjukan ini secara tertutup untuk kalangan terbatas saja sampai pada tahun 1940-an, sehingga informasi tentang Wayang Cecak ini tak banyak tersebar luas.
Kesenian ini dipelajarinya dari persentuhan keluarga kapitan China di tanjungpinang.
Dengan boneka yang terbuat dari kain perca dan sebuah ranjang miniatur sebagai pentas, cerita-cerita yang disampaikan umumnya merupakan sari dari syair-syair Melayu.
Beberapa diantaranya adalah syair Siti Zubaidah, Selindung Delima dan lainya.
Lakon dan durasi pertunjukkan
Lakon Wayang Cecak dimainkan dalam beragam judul, seperti Syair Siti Zubaidah, cerita Hang Jebat, cerita Engku Putri, Selindung Delima, dan lainnya.
Syair Siti Zubaidah, berkisah tentang perjalanan Zainal Abidin, putra Sultan Darmawansyah hingga menjumpai Siti Zubaidah, yang kemudian pada akhir cerita dapat dipinangnya.
Sedang untuk durasi pertunjukan wayang cecak biasanya antara 10 sampai 90 menit.
Musik
Pertunjukan Wayang Cecak ditampilkan dengan iringan musik dari biola, gendang, akordion, dan gong yang mengalun hingga cerita berakhir.
Musik tersebut sangat kental dengan budaya Melayu. (*)