VIRUS CORONA

Pandemi yang tak Kunjung Usai, WHO: Banyak Negara 'Menuju ke Arah yang Salah' dalam Tangani Covid-19

World Health Organization (WHO) mengatakan, masih banyak negara yang cenderung "menuju ke arah yang salah" dalam menangani pandemi Covid-19.

El Pais
Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus. 

TRIBUNBATAM.id, JENEWA World Health Organization (WHO) mengatakan bahwa, masih banyak negara yang cenderung "menuju ke arah yang salah" dalam menangani pandemi Covid-19 ini. 

Tedros Adhanom Ghebreyesus, selaku Direktur Jenderal WHO menuturkan, kasus yang semakin meningkat ini menunjukkan bahwa langkah pencegahan tidak dijalankan dengan benar. 

Dia memperingatkan, jika pemerintah gagal dalam mengambil langkah tegas sebagai pencegahan, maka pandemi Covid-19 akan "semakin memburuk". 

Seperti yang diketahui, benua Amerika disebut-sebut merupakan episentrum terbaru virus Corona, dengan AS yang hingga kini masih mengalami lonjakan kasus di tengah tensi tinggi Presiden Donald Trump dan pakar kesehatan. 

Amerika Serikat merupakan negara yang paling terdampak oleh wabah ini di dunia, mencatatkan sebanyak 3,3 juta penularan dengan 135.000 korban meninggal, menurut data Universitas Johns Hopkins. 

Apa yang dikatakan WHO?

Dalam konferensi pers di Jenewa, Dr Tedros mengatakan "pesan rancu dari para pemimpin dunia" merendahkan kepercayaan publik untuk menangani wabah. 

"Virus ini masih menjadi musuh nomor satu publik. Namun tindakan yang dilakukan pemerintah dan masyarakat tak mencerminkannya," keluhnya.

Dilansir BBC, Senin (13/7/2020), ia menerangkan, langkah seperti cuci tangan, social distancing, dan mengenakan masker harus mendapat perhatian serius.

Dia kemudian juga memperingatkan jika pemerintah dunia tidak menganggap serius berbagai protokol kesehatan itu, maka "kenormalan baru bisa jadi tidak dijumpai di masa mendatang".  

"Jika yang dasar saja tidak dilakukan, maka hanya satu cara wabah ini akan berlangsung, yakni bakal semakin dan sangat parah," papar Tedros. 

Ketua kedaruratan WHO, Dr Mike Ryan berujar, pelonggaran lockdown dan pembukaan di sejumlah wilayah di Benua Amerika jadi faktor melonjaknya Covid-19.

Amerika Latin sejauh ini mengonfirmasi kebih dari 145.000 kematian terkait wabah, meski para pakar meyakini angkanya lebih besar dari itu.

Setengah dari jumlah tersebut terjadi di Brasil, di mana sang presiden, Jair Bolsonaro, menentang pencegahan untuk menangkal virus Corona

Dr Ryan memaparkan, penutupan area dalam skala besar jelas akan berdampak pada ekonomi. Oleh karena itu, mitigasi berupa lockdown spesifik bisa menjadi opsi.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved