Presiden Erdogan Ubah Status Hagia Sophia Jadi Masjid, Rusia Beranggapan Turki Ada Masalah Internal

Bagi pemerintah Rusia, keputusan Erdogan menjadikan Hagia Sophia menjadi masjid karena ada masalah internal yang terjadi di Turki.

tribunnews
Hagia Sophia yang kini telah berubah status menjadi masjid. 

Hagia Sophia dulunya merupakan katedral terbesar dunia yang dibangun pada masa Kaisar Bizantium, Justinian, sekitar 537 Massehi.

Sejak Konstantinopel jatuh ke tangan Sultan Mehmet II dari Turki Ottoman pada 1435, bangunan itu kemudian berubah menjadi masjid.

Mustafa Kemal Ataturk yang merupakan "Bapak Turki Modern" kemudian menjadikan Hagia Sophia sebagai museum pada 1935, sebelum dicabut oleh pengadilan Turki 2020 ini.

Hagia Sophia di Istanbul Turki jadi Masjid, Yunani Kok Tak Terima dan Mengancam?

Respons Patriark Theodore II

Patriark Theodore II dari Alexandria, Mesir dalam sebuah pernyataannya pada Sabtu siang (11/7/2020) waktu setempat, mengatakan bahwa Turki telah menaruh duri besar dalam kehidupan bersama dan perdamaian antar-agama.

Patriark Theodore II Alexandria dan Seluruh Afrika itu mengungkapkan kesedihan mendalamnya soal perubahan status Hagia Sophia.

Paus sekaligus Patriark Alexandria dan Seluruh Afrika, Theodore II (kanan).
Paus sekaligus Patriark Alexandria dan Seluruh Afrika, Theodore II (kanan). (AFP/ALBERTO PIZZOLI)

Hagia Sophia, merupakan monumen Kristen bersejarah di Timur yang kini diubah statusnya oleh Pengadilan Turki kembali menjadi masjid seperti era Kekhalifahan Usmani.

"Turki telah menambah duri besar lain dalam hidup damai berdampingan antar-masyarakat dan antar-agama," ungkap Paus sekaligus Patriark Gereja Ortodoks Timur dan Seluruh Afrika itu.

Berikut ini pernyataan yang diungkap Patriark Theodore II atas perubahan status Hagia Sophia kembali menjadi masjid.

"Dengan sangat sedih dan prihatin, saya diinformasikan tentang perubahan monumen Kristen paling bersejarah di Timur, Hagia Sophia menjadi masjid.

Tantangan ini mengguncang segalanya dan memperkeruh keadaan yang sudah bermasalah dengan adanya wabah virus corona.

Sementara selama periode ini, kita semua harus berjuang bersama secara harmonis, melawan musuh pandemi yang tak terlihat, Turki malah menambah duri besar lain dalam hidup damai antara manusia dan agama.

Sementara itu, kita di Mesir menikmati kebebasan beragama dan hidup berdampingan dalam damai.

Presiden Mesir, Abdel Fattah El Sisi memberikan kita sertifikat untuk gereja-gereja Kristen, otoritas politik dan negara di negara kita secara bebas mengizinkan kita mengoperasikan gereja-gereja kita, memelihara mereka, merenovasi dan memperbagus mereka...

Di Turki, kita lihat hak-hak beragama dan budaya digunakan untuk tujuan lain, dan di atas segala-galanya, kita lihat sejarah telah diubah dan divisi baru telah dibuat untuk kepentingan pribadi. Dari kursi Santo Mark, kami berdoa supaya logika akan tetap menang dan kedamaian Allah akan menguasai seluruh dunia!"

Sementara itu, melansir Kantor Berita Athena (ANA), dari Yunani, Uskup Agung Leronymos menyatakan bahwa keputusan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengubah Hagia Sophia menjadi masjid adalah suatu bentuk penghinaan.

"Instrumentisasi agama demi kepentingan partai politik, geopolitik dan geostrategis menunjukkan 'siapa' orang yang melakukannya.

Ini adalah penghinaan yang tidak hanya ditujukan kepada Ortodoksi dan Kekristenan, tapi juga secara umum, dan kepada seluruh umat manusia yang beradab, pada setiap orang yang berpikir tanpa memandang agama.

Tapi, percuma saja melawan atau protes pada sesuatu yang tak bisa dilawan karena itu hanya akan melukai diri kita sendiri," tandas Uskup Agung itu seraya mengutip salah satu ayat Acts 9:5 dari Alkitab.(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Rusia Sebut Perubahan Hagia Sophia Jadi Masjid Masalah Internal Turki, tapi..."

Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Rusia Tegaskan Hagia Sophia Jadi Masjid Lagi Merupakan Masalah Internal Turki

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved