Kisah Pilu Dea, Satu Keluarganya Meninggal Akibat Corona, Sebut Dampak Covid-19 Nyata dan Bahaya

Dea Winnie Pertiwi, warga asal Surabaya ini membeberkan cerita bagaimana dirinya kehilangan satu persatu keluarganya karena corona

YouTube Najwa Shihab/Tangkapan Layar
Dea anggota satu keluarga meninggal akibat Covid-19 di Surabaya saat berbincang dengan Najwa Shihab. 

Kala itu, Dea menuturkan, sang kakak sempat dua kali bolak-balik ke UGD di rumah sakit.

Karena kondisinya masih bisa berjalan, akhirnya pihak rumah sakit menyuruh sang kakak untuk rawat jalan.

Tetapi, setelah dirawat dirumah, kondisi kakak Dea malah memburuk dan kesulitan bernafas.

Petugas memakamkan jenazah kasus COVID-19 di TPU Pondok Ranggon, Jakarta, Minggu (26/4/2020). Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, selama penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) sejak 10-23 April, tren pemakaman yang menggunakan prosedur tetap (protap) COVID-19 cenderung menurun, di mana sebelumnya mencapai 50 orang yang meninggal per hari kini 40-30 orang per hari. (ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA)
Petugas memakamkan jenazah kasus COVID-19 di TPU Pondok Ranggon, Jakarta, Minggu (26/4/2020). Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, selama penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) sejak 10-23 April, tren pemakaman yang menggunakan prosedur tetap (protap) COVID-19 cenderung menurun, di mana sebelumnya mencapai 50 orang yang meninggal per hari kini 40-30 orang per hari. (ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA) (kompas.com)

"Tanggal 26 Mei minta dilarikan ke rumah sakit karena kesulitan bernafas."

"Saat itu satu rumah lagi sakit, selang dua hari mamah ngga kuat minta ke rumah sakit juga," papar Dea.

Setelah sang ibunda dibawa ke rumah sakit, Dea menjelaskan, kondisi ayahnya pun memburuk dan harus dilarikan ke rumah sakit.

Akhirnya, ayah dan ibunya dirawat bersama dalam satu ruang isolasi.

Setelah keluarganya di rumah sakit karena virus corona.

Satu persatu dari mereka pun meregang nyawa.

Dea menceritakan, orang pertama dari keluarganya yang meninggal ialah sang keponakan, yang ada di dalam kandungan sang kakak.

Setelah itu, disusul ayahnya, lalu kakaknya yang sedang mengandung, dan terakhir ibundanya.

"Kakak meninggal dengan jarak 3 hari mama meninggal."

"Mamah saat itu kasih tau papah meninggal, tapi sampai mama meninggal, mamah nggak tau kaka juga meninggal," ungkap Dea.

Pesan Dea untuk masyarakat Indonesia

Lebih lanjut, Dea memberikan pesan kepada masyarakat yang kerap meremehkan virus corona.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved