Ekonomi Luluh Lantak karena Corona Keluarga Kaya Dunia malah Bisa Hasilkan Uang, Strateginya Ngeri
Para miliarder atau keluarga-keluarga kaya yang menjadi nasabah Swiss bank UBS, diam-diam memanfaatkan kejatuhan pasar untuk meraup keuntungan cepat
TRIBUNBATAM.id - Pandemi Covid-19 sukses meluluhlantakkan hampir semua sektor ekonomi di dunia.
Tak hanya bagi pekerja, kalangan atas; pemilik perusahaan maupun top manajerial di sebuah perusahaan linglung akibat corona.
Orang-orang yang tadinya masih menyisihkan uang untuk berlibur dan menghibur diri saat ini memilih menyimpan uangnya untuk konsumsi.
Namun hal berbeda dialami keluarga-keluarga kaya raya yang menjadi nasabah di Swis.
Para miliarder atau keluarga-keluarga kaya yang menjadi nasabah Swiss bank UBS, diam-diam memanfaatkan kejatuhan pasar untuk meraup keuntungan cepat.
Bahkan saat ini para keluarga kaya itu tengah memindahkan sebagian uang mereka ke bank setelah aksi jual saham yang memberikan mereka keuntungan besar dalam waktu sangat cepat dari Maret hingga Mei 2020.
• Siapa Sebenarnya Azura Luna, WNI Paling Diburu di Hong Kong, Ngaku Keluarga Kaya Raya di Indonesia
• Indentitas Pelaku Bom Bunuh Diri di Sri Langka Terungkap, Dua Orang Bersaudara dari Keluarga Kaya
• Indonesia Geger Saat Es Batu Pertama Tiba pada 1846. Hanya untuk Keluarga Kaya
Mengutip Reuters, Sabtu (18/7/2020) saat pasar saham jatuh pada Maret 2020 di seluruh dunia, para nasabah terkaya UBS mengambil pinjaman miliaran dolar untuk mengoleksi saham-saham bagus yang hancur.
Karena aksi beli saham ini, pasar saham dunia kemudian rebound cepat dan mereka kemudian menjual saham itu pada Mei lalu, memegang uang tunai dan menempatkan keuntungannya dalam aset pribadi dan sebagian untuk membayar bunga pinjaman bank, kata Kepala Kantor Keluarga global UBS Josef Stadler kepada Reuters.

Strategi membeli saham saat pasar jatuh ini telah membantu sejumlah kantor keluarga (family offices) yang mengelola urusan keuangan hedge fund terkaya di dunia dan pasar secara keseluruhan menikmati keuntungan melebih target mereka pada bulan Mei.
"Kami memiliki catatan pinjaman yang ditulis selama pertengahan Maret dan pertengahan April.
Dari kantor keluarga yang signifikan yang meminta kami untuk neraca dan kemudian pergi ke pasar," kata Josef Stadler dalam sebuah wawancara.
"Mereka membeli, misalnya, ekuitas AS, tetapi mereka tidak membeli 50 juta US dolar.
Mereka membeli satu miliar lebih dari ekuitas itu untuk menyeimbangkan kembali.
Dan mereka menghasilkan banyak uang," tambahnya.
• Inilah 5 Orang Kaya Raya di Indonesia Berkat Bisnis Sawit, Ada yang Jadi Bos di Usia Masih Muda
• Hasil Studi Terkait Covid-19 di Inggris, Keluarga Miskin Alami Krisis, Orang Kaya Sebaliknya
• Daftar Mereka yang Menjadi Orang Kaya Baru Berkat Pandemi Virus Corona
Saat ini, para miliarder yang telah meraup keuntungan besar dari kenaikan pasar yang cepat, tengah mencari bentuk investasi lain yang lebih aman.