Sempat Dapat Hinaan, Begini Kisah Warga Wuhan Terinfeksi Covid-19 di Amerika Serikat

Seorang warga Wuhan di Amerika Serikat mengungkapkan bagaimana tanggapan orang-orang usai wabah virus Corona merebak. Ia sempat mendapatkan hujatan.

AFP
Ilustrasi warga Amerika Serikat. Cerita warga Wuhan soal Covid-19 di Amerika Serikat: orang Amerika egois. 

Meski pun rencana pergi dengan pesawat sangat membuatku stres, kurva kasus infeksi yang melandai dan beberapa negara bagian di AS yang mulai kembali dibuka membuatku sedikit lega.

Di Pulau Marco, mertuaku, suamiku dan aku, kami berempat sangat khawatir jika berada di sebuah kerumunan. Termasuk ketika kami pergi ke sebuah toko es krim yang terkenal di sana.

Kami ngeri dengan para pembeli lainnya yang mengantri berdekatan, juga dengan para staf yang melayani tanpa memakai masker.

Tak lama setelah kepulangan kami ke Washington dari Pulau Marco, suamiku dan aku terinfeksi virus Corona.

Aku pun mengabarkan keluarga di Wuhan, mereka jelas tidak percaya. Hanya dalam waktu 6 bulan, China dan AS seakan-akan sudah bertukar tempat.

Semua yang bermula di Wuhan telah melaporkan nol kasus saat itu dan hanya memiliki 300 kasus asimptomatik sejak akhir Mei. Sementara beberapa negara bagian AS menjumpai ribuan kasus infeksi setiap harinya.

Ibuku bingung dengan respons wabah di AS, "Orang Amerika itu cuek," ujarnya dengan frustrasi.

Ibuku bisa bilang begitu karena terbiasa melihat pihak berwenang di China secara agresif berusaha 'mengenyahkan' virus Corona.

Pada pertengahan Mei, Wuhan mampu memeriksa 9 juta penduduk dalam 'pertempuran 10 hari' sebagai respons terhadap kasus-kasus baru yang padahal hanya sebesar ibarat cakupan tangan.

Baru-baru ini bahkan, sebuah video yang beredar di media sosial China menunjukkan seorang wanita menangis histeris setelah menerima hasil tes yang menunjukkan 'positif' di pusat perbelanjaan Beijing.

Dalam 6 hari kemudian, tim pelacak kontak di Beijing berhasil mengidentifikasi dan mengarantina sebanyak 292 orang yang telah melakukan kontak fisik dengan wanita itu.

Seperti reaksi wanita itu, pertama kalinya aku terinfeksi virus Corona, aku merasa sangat bingung dan bahkan, malu.

Respons wabah virus ini di China telah memicu stigma sosial dan membuat beberapa pasien Covid-19 merasa seperti orang buangan karena dianggap telah membahayakan diri dan banyak orang.

Di beberapa kota di China, pihak berwenang akhirnya menawarkan hadiah bagi siapa saja yang berani melaporkan diri sendiri atau pun melaporkan orang lain yang mungkin terinfeksi.

Mereka yang hasilnya menunjukkan positif kemudian menjalani beberapa pengujian ulang meski berada di bawah karantina ketat dan perawatan medis berminggu-minggu.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved