Lewat Promosi Kim Yo Jong, Pakar Ungkap Kim Jong Un Bisa Dikudeta Adiknya Sendiri
Seorang pakar menuturkan jika Kim Jong Un berpotensi dikudeta oleh sang adik, Kim Yo Jong. Dia menuturkan politik Korea Utara memang tak bisa ditebak.
Ketika Kim Il Sung masih berkuasa, saudaranya sering memberikan pernyataan. Kemudian sang anak, Kim Jong Il, berricara atas namanya.
Profesor Hoare mengatakan, tidak dipungkiri Kim Yo Jong, yang sempat digadang-gadang menjadi penerus kakaknya, semakin meningkat popularitasnya.
Dia menuturkan saat ini perpolitikan Korut lebih banyak dipegang sang adik, dengan pakar meyakini dia akan segera menggeser kakaknya sebagai orang nomor satu.
Jika mungkin terjadi perdebatan mengenai penggantinya, Hoare menduga Kim Jong Un akan mengambil sikap wait and see terkait dinamika di Korea Utara.
"Bagi saya, pernyataannya (Kim Yo Jong) sangat keras namun tidak menutup semua pintu kemungkinan. Dia berada di posisi yang menguntungkan," tukasnya.
Korea Utara Salahkan Komentar Amerika Serikat Soal Laut China Selatan, Gabung ke Kubu China?
Ketegangan kembali dirasakan oleh Korea Utara dan Amerika Serikat ( AS).
Terbaru, Korea Utara menyalahkan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat ( AS), Mike Pompeo atas komentarnya terkait konflik di Laut China Selatan.
Dilansir dari Korea JoongAng Daily, Rabu (15/7/2020), hal ini menandakan Korea Utara berada dalam kubu China dalam keretakan hubungan antara China dengan Amerika Serikat.
Melalui media resmi Pemerintah Korea Utara KCNA, Kementerian Luar Negeri Korea Utara mengatakan bahwa Pompeo membuat komentar yang sembrono atas klaim China terhadap Laut China Selatan.
“Bahwa negara non-Asia di seberang lautan, tidak puas dengan pernyataan cerobohnya atas masalah Laut China Selatan, telah melakukan pelecehan terhadap Partai Komunis China,” bunyi pernyataan tersebut.
Pernyataan tersebut menambahkan Pompeo telah melabeli Partai Komunis China sedemikian rupa seperti Covid-19 sebagai krisis yang disebabkan oleh China, jaringan 5G sebagai alat China, dan lain-lain.
Pernyataan itu muncul sebagai tanggapan atas pengumuman Pompeo bahwa Amerika Serikat secara resmi menolak sebagian besar klaim Beijing di Laut Cina Selatan, Senin (13/7/2020).
Pompeo juga menambahkan pihaknya akan mendukung sekutu dan mitra AS di Asia Tenggara untuk melindungi hak kedaulatan mereka atas sumber daya di lepas pantai.
Kementerian Luar Negeri Korea Utara menambahkan bahwa kritik dari Pompeo terhadap China tersebut juga dimaksudkan untuk menodai kepercayaan orang-orang China pada Partai Komunis China.