HUMAN INTEREST

KISAH Zainal Selama Jadi Kepala KUA, Nyaris Nikahkan Sesama Jenis hingga Panen Bully di Awal Tugas

Menjadi seorang Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) ternyata menggoreskan sederet cerita menarik bagi Zainal Arifin. Simak kisahnya berikut ini.

Penulis: Beres Lumbantobing |
TRIBUNBATAM.id/BERES LUMBANTOBING
Kepala KUA Kecamatan Sekupang, Zainal Arifin 

TRIBUNBATAM.id, BATAM - Menjadi seorang Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) ternyata menggoreskan sederet cerita menarik bagi Zainal Arifin.

Mulai pernah menikahkan pasangan yang tidak dapat restu orangtua, menikahkan pasangan beda negara, bahkan pasangan anak di bawah umur.

Bukan itu saja, Zainal bahkan mengaku nyaris menikahkan pasangan sesama jenis.

Tak hanya protes, Zainal mengaku pernah diteror dan ditipu oleh warga.

Semua itu pernah dirasakannya selama berstatus sebagai Kepala KUA.

"Pernah terjadi, ada calo menikahkan calon pasangan. Kemudian setelah akad lalu dibawa ke depan kantor KUA saya bertugas. Namun sesampai di KUA pengantin hanya disuruh menunggu di luar kemudian sang calo keluar lalu memberikan kartu nikah yang telah dipersiapkannya dari rumah. Ujungnya satu tahun kemudian ketahuan pas ada pengurusan dokumen, kartu nikahnya tidak teregister," ungkapnya.

AWALNYA Demam dan Mual, Seorang Wanita Hamil di Batam Terkofirmasi Positif Covid-19

Dia mengatakan, saat berbicara soal pernikahan, ternyata banyak hal rumit yang harus dihadapinya sebagai seorang Kepala KUA.

"Kadang memang nyatanya seperti itu, apalagi kalau ngomongin pernikahan suatu hal yang lumayan rumit bagi kedua mempelai jika tidak dipersiapkan secara matang, baik mental pasangan, keluarga dan lainnya lah," ujar Zainal saat ditemui TRIBUNBATAM.id di kantor KUA Rabu, Selasa (22/07/2020) lalu.

Zainal mengaku ada banyak cerita menarik yang dilaluinya, baik suka maupun duka.

Namun demikian hal itu tidak pernah menyurutkan semangat seorang Zainal.

"Iya, sudah risiko jadi seorang petugas KUA. Tapi kalau dinikmati pasti seru," ucapnya.

Secara pribadi, Zainal mengaku senang.  

Sebab, setiap warga yang hendak menikah jadi serasa keluarga.

"Karena sebelum dan sesudah menikah, mereka masih kita konseling tentang pernikahan dan rumah tangga," kata Zainal.

Masih lanjut bercerita sembari duduk di meja kerjanya, Zainal menyampaikan singkat pengalaman yang pernah ia lalui sejak bertugas jadi petugas KUA.

"Itukan baru cerita tugas, saya juga pernah lalui tekanan bathin jadi petugas KUA," kata Zainal sembari mengusap kumisnya.

Menurut Zainal, ada banyak hal yang terkait pribadinya juga kena 'serang'.

"Wah banyak sekali lah, mulai diejek, dicemooh hingga bahan ocehan. Saya ini kan nikahnya cukup usia matang, 31 tahun. Sudah cukup matang ya," kata sembari tersenyum.

Dia mengaku setiap kali akan menikahkan pasangan suami istri selalu ada pertanyaan kapan dia menikah.

"Setelah kami Pak KUA kapan," kata Zainal menirukan perkataan warga.

"Lalu apa saya jawab? Belum, jodohnya masih di kampung halaman," kata Zainal.

Parahnya lagi, setiap kali acara penikahan warga bilang ke Zainal akan mencarikan cewek buat dia.

Sebenarnya, kata dia, menjawab hal itu dalam hatinya dongkol.

"Tapi ya saya harus sabar-sabar menghadapinya," katanya.

Pergumulan demi pergumulan selama jadi petugas KUA pun dihadapi Zainal.

Hingga sebanyak 2000 pasangan suami istri dinikahkannya baru Zainal akhirnya menikah.

"Iya saya ingat betul itu, sejak lulus kuliah dari kampus Alaudin Makassar, saya ikut tes Kemenag langsung penempatan tugas di KUA Tembilahan. Sejak bertugas jadi petugas KUA saya ingat sudah 2.000 orang pasangan saya nikahkan, baru akhirnya saya menikah," katanya.

Pria kelahiran Antang, Makasar ini tau betul tentang masalah pernikahan masyarakat Batam.

Sejak tahun 2003 menjadi petugas KUA di Batam, kala itu di Bulang, Galang.

Zainal pun menyebutkan ada rasa perbedaan momen nikah bagi warga tradisional dan masyarakat modern.

"Kalau di kampung-kampung itu, pernikahan pasti sangat meriah. Nuansa nilai budaya dan keagamaan itu lebih terasa jika acara di kota, kalau di kampung walau saudara mare namun begitu meriah sampai main musik dangdut," kata Zainal.

Zainal menyebutkan fenomena permasalahan pernikahan saat ini banyak yang cerai dan tidak akur lantaran kurangnya pemahaman pasangan suami istri untuk membina rumah tangga.

"Dikit-dikit mengeluh, ada masalah langsung ambyarr. Curhat ke medsos, terjadi perselingkuhan," kata dia.

Membangun rumah tangga itu, kata dia, harus banyak sabar dan menjaga komitmen.  Karena berumah tangga itu tidak mudah, tentunya banyak rintangan.

Dia menyarankan, dari awal pernikahan itu harus diatur sedemikian mungkin, nikah jangan asal asalan.

Karena itu nanti akan mempengaruhi bagaimana kondisi dan menyikapi rumah tangga.

"Secara pribadi kadang saya mengingatkan mereka beri masukan, tentang menimbulkan pernikahan yang sakral dan momen pernikahan itu bisa hadir dalam diri mereka," katanya. (Tribunbatam.id/Beres Lumbantobing)

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved