TRIBUN WIKI
Biografi PK Ojong, Sosok Gigih dan Sederhana Dibalik Lahirnya Kompas Gramedia
Bersama Jakoeb Oetama, PK Ojong mendirikan majalah Intisari yang menjadi cikal bakal harian Kompas pada tahun 1963.
Anak pemuka golongan pribumi, Tionghoa, atau Arab bisa diterima di ELS dengan jumlah yang sedikit.
Bertepatan dengan Peng Koen atau Ojong masuk sekolah, dibuka sebuah HCS yang diasuh oleh biarawati-biarawati Franciscanes.
Peng Koen pun belajar di sekolah tersebut.
Sejak sekolah, Ojong dikenal sebagai murid yang pandai dan tidak nakal.
Bahkan dirinya dinilai sangat disiplin dan memiliki kemauan yang keras.
Karena ingin meneruskan ke MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs, sekolah setingkat SMP) dan di Payukumbuh belum ada MULO, Ojong pindah sekolah ke Padang.
Hal ini supaya mudah meneruskan ke MULO Katolik yang diasuh oleh Frater Nicander dan Frater Servaas.
Mulai kuartal II Kelas VII, Ojong pindah ke HCS Katolik di Padang yang letaknya sekompleks dengan MULO.
Kemudian menjadi murid Fraters MULO pada 1934-1937.
Ia melanjutkan jenjang berikutnya ke Sekolah Guru Atas Negeri di Jatinegara dari tahun 1937 hingga 1940.
6 tahun kemudian atau pada 1946, Ojong mengambil program strata 1 di Fakultas Hukum Universitas Indonesia dan lulus pada 1951.
Terpikat senyuman Chaterine
Pertengahan 1947, dalam suatu acara pertemuan orang-orang muda, Ojong melihat seorang gadis yang senyumnya sangat manis.
Ojong yang saat itu masih muda kemudian langsung terpikat.
Seorang teman Ojong yang mengenal gadis tersebut, kemudian memberitahu nama gadis itu, Chaterine.