100 TAHUN PK OJONG

Generasi Sekarang Layak Meniru Ojong, Jangan Cuma Tik-tok-an

Pria kelahiran Bukittingi, Sumatera Barat, 25 Juli 1920 ini adalah pendiri Kompas Gramedia, bersama sahabatnya, Jakob Oetama.

KOMPAS.COM
Foto dokumentasi wartawan sekaligus pendiri Harian Kompas Petrus Kanisius (PK) Ojong. 

Dia betul-betul menguasai dan mencintai apa yang dia lakukan, seluruh hidupnya untuk itu. Maka kerjaannya bukan main, sehingga meninggal saat muda.

Nilai-nilai apa yang diperjuangkan PK Ojong?

Pak Ojong orangnya sangat terbuka. Dia bisa bergaul dengan semua generasi.

Dan dia terbuka dalam segala pemikiran dan apa yang dia lakukan.

Dia terbuka untuk mendengar nasehat orang lain.

Dia juga memberikan dengan segala jujurnya apa yang dia tahu, seperti seni budaya.

Dia tentu bekerja keras dan orangnya serius.

Saya kenal Beliau full of jokes loh. Cocok, bisa langsung bergaul dengan ramah.

Saya kira paling menonjol adalah pemikiran-pemikiran, bukan hanya open minded, tapi pendalamannya istimewa.

Dia tahu tidak separuh-separuh. Mau mendalami sesuatu dengan betul-betul. Makanya dia sangat sukses karena memiliki pendalaman yang membuat orang tertarik. Sungguh istimewa.

Melihat duo Jakob Oetama dan PK Ojong seperti apa?

Ya memang, we are very happy and we are very lucky, bahwa mereka berdua dalam waktu yang sama bisa menciptakan sesuatu.

Mereka saling melengkapi. Yang satu lebih ke arah literaturnya, bahasanya, PK dengan pemikirannya, organisasinya, keseriusannya, dan pendalamannya.

Jadi saya kira secara harmoninya timbul dengan sendirinya, tidak dibuat-buat. Karena dua pribadinya sangat tertarik kepada masing-masing. The Timing of Kompas, waktu didirikan, itu juga yang membuat Kompas besar.

Dan yang kedua, karena dipimpin oleh dua orang yang sangat cocok. Mempunyai ide yang sama, walau berbeda bidang, keduanya sosok yang humanis dan sama dalamnya. Dan itu yang membuat Kompas Great.

Nilai apa yang bisa dipetik generasi sekarang, terutama anak muda dari sosok PK Ojong?

Ya saya kira yang perlu anak muda petik, how to be a fully grown and fully opinionated man of person, supaya lantas bisa mencakup banyak hal sekaligus. Itu tidak gampang lagi sekarang.

Dan perlu sekali dalam teknologi. Perlu ada yang menyatukan, kalau tidak ada orang yang memiliki pandangan untuk menyatukan, yang begitu pecah belah.

Saya kira itu yang hebat. Mereka fully grown thinkers, yang sangat berguna untuk bangsa kita.

Itu yang saya harapkan akan ada orang-orang seperti Jakob Oetama dan PK Ojong di masa yang akan datang. Tidak hanya tahu tik-tok, tik-tok saja.

Momen kebersamaan dengan PK Ojong yang tak terlupakan?

Saya kira yang paling berkesan, karena kita khusus sekali memiliki minat budaya.

Dia seseorang yang mempengaruhi saya untuk mencintai seni dan budaya. Itu satu bagian yang mungkin di bidang-bidang lain semua orang ada, tapi di bidang ini tidak semua orang ada.

Sangat spesial. Terima kasih untuk bisa mengarahkan dan menjelaskan supaya bisa tertarik dengan seni dan budaya. Itu membuat hidup saya bermakna. (denis/tribunnetwork/cep)

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved