HUMAN INTEREST

KISAH Adea Fitri, Bawa Anak ke RS di Karimun Tanpa Memegang Uang, Meninggal Akibat Sakit Paru-Paru

Adea tinggal di rumah yang kondisinya memprihatinkan di Kampung Kali Baru Pelipit, Kelurahan Sei Lakam Timur, Kecamatan Karimun, Kabupaten Karimun.

TribunBatam.id/Elhadif Putra
Adea Fitri (baju hijau) didampingi Supervisor Program Keluarga Harapan (PKH) Kementerian Sosial di Kabupaten Karimun, Febrina, Kamis (30/7/2020). 

Editor: Septyan Mulia Rohman

TRIBUNBATAM.id, KARIMUN - Air mata tak dapat dibendung dari mata Adea Fitri ketika menceritakan kehidupannya.

Kondisi kehidupannya jauh dari kata cukup. Adea tinggal di rumah yang kondisinya memprihatinkan di Kampung Kali Baru Pelipit, Kelurahan Sei Lakam Timur, Kecamatan Karimun, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).

Rumah berdinding batako tanpa plester itu tanpa dilengkapi dapur, kamar mandi dan toilet yang layak.

Jika hujan, air akan membanjiri lantai rumah. Wanita yang lahir tanggal 2 Agustus 1979 itu seakan membesarkan enam anaknya sendirian.

Adea sebenarnya memiliki suami yang menikahinya secara siri.

Namun suaminya tersebut tidak terlalu mempedulikan keluarga.

Suaminya itu juga sudah tidak lagi bersamanya karena ditangkap polisi terkait perkara kasus pidana.

Adea sebenarnya juga memiliki tujuh anak. Namun 10 hari yang lalu anaknya meninggal karena sakit paru-paru.

Menurutnya, beberapa bulan yang lalu, ia nekat membawa anak perempuannya yang sakit itu ke RSUD Muhammad Sani.

Padahal, saat itu ia sama sekali tidak mengantongi uang.

Penertiban Tambang Pasir Ilegal, Polres Bintan Tetapkan Satu Tersangka, Sita 22 Mesin dari 2 Lokasi

Staf Gubernur Kepri Terkonfirmasi Covid-19 Jalani Karantina di RS Raja Ahmad Tabib

"Saya bawa anak masuk rumah sakit itu tanpa duit. Awalnya dokter sempat bilang tidak ada harapan. Saya doa dan zikir terus, Subhanallah, Subhanallah. Ada datang spesialis anak dokter Ibnu. Dia bilang bisa bantu anak saya. Baru dibawa ke isolasi. Di ruang isolasi saya tak makan tak minum, hanya mikirkan anak saya sambil doa," kenangnya sambil menitikan air mata.

Terkait biaya pengobatan anaknya, Adea hanya menyerahkan kepada Tuhan. Doanya pun didengar.

Seorang petugas medis membantu menguruskan BPJS Kesehatan anaknya.

"Untuk makan saja susah. Untuk ngurus BPJS juga susah karena jaga anak di rumah sakit. Saya mikir kalau saya keluar anak saya siapa yang jaga?

Halaman
12
Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved