Walau Sudah Punya 3 Istri, Pimpinan Ponpes Ini Diduga Cabuli 15 Santrinya di Kamar dan di Mobil

Sementara itu, perwakilan keluarga korban Anton Daeng Harahap mengatakan, JM diduga sudah melecehkan terhadap 15 santrinya.

Editor: Eko Setiawan
tribunnews.com
Ilustrasi pencabulan yang dilakukan pimpinan pondok pesantren di Banten 

Editor: Eko Setiawan

TRIBUNBATAM.id | Banten - Walaupun sudah mempunyai 3 istri, sepertinya tidak membuat pria ini bisa memuaskan hasrat seks nya.

Buktinya, pria yang bekerja sebagai pimpinan pondok pesantren ini cabuli sejumlah santri di kamar bahkan dalam mobil pribadinya.

Seorang pimpinan pondok pesantren di Kabupaten Serang, Banten, JM (52) diduga mencabuli empat santriwatinya.

Staf Gubernur Kepri Terkonfirmasi Corona, Sekdaprov: Ada Layanan Swab Test di RS Raja Ahmad Tabib

Virus Corona Muncul Lagi di Karimun, Pria 51 Tahun Jadi Pasien Terkonfirmasi Covid-19 Nomor 7

Rencana Belajar Tatap Muka Bagi Pelajar SD dan SMP di Batam, Berikut Reaksi DPRD dan Guru

Selain itu, ada belasan santriwati lain yang juga diduga menjadi korban tindakan bejat JM.

Kini Satreskrim Polres Serang Kota sudah menangkap tersangka.

JM diamankan dini hari tadi sekitar pukul 01.30 WIB tanpa ada perlawanan.

Untuk sementara, kata Indra, korban yang sudah mengakui dilecehkan oleh pelaku sebanyak empat orang.

"Modusnya dengan bujuk rayu, dengan kata-kata gitu. Itu untuk sementara karena masih diperiksa juga," ujar Indra.

Perbuatan asusila kepada pelaku dilakukan di sejumlah tempat, yakni di dalam kamar dan mobil pelaku.

JM terancam dikenakan Pasal 81 ayat (1) dan (2) Jo 82 ayat (1) UU RI Nomor 17 tahun 2016 tentang perubahan kedua atas UU RI no.23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

"Sudah ditetapkan sebagai tersangka, sudah ditahan," kata Indra.

Ada 15 santriwati diduga jadi korban

Sementara itu, perwakilan keluarga korban Anton Daeng Harahap mengatakan, JM diduga sudah melecehkan terhadap 15 santrinya.

Namun, hanya empat orang yang berani melaporkan aksi bejat JM.

Kesebelas santri lainnya yang pernah menjadi korban tidak berani melaporkan.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved