Singapura hingga Amerika Serikat Alami Resesi, Ekonomi Korea Utara Justru Tumbuh Positif
Mulai Amerika Serikat hingga Singapura masuk ke dalam daftar negara yang terkena resesi ekonomi sebagai imbas Covid-19. Namun tidak dengan Korea Utara
Editor: Putri Larasati Anggiawan
TRIBUNBATAM.id, PYONGYANG - Penyebaran wabah virus Corona atau Covid-19 telah memberikan dampak perekonomian pada sejumlah negara di dunia.
Mulai dari Amerika Serikat, Korea Selatan, Jerman, hingga Singapura masuk ke dalam daftar negara yang terkena resesi ekonomi sebagai imbas Covid-19.
Namun ternyata kondisi ini tidak berlaku bagi Korea Utara.
Ekonomi Korea Utara yang untuk pertama kalinya tumbuh dalam tiga tahun terakhir di tengah pandemi Covid-19.
Cuaca yang lebih baik meningkatkan hasil panen, meski sanksi untuk menghentikan ambisi nuklirnya membuat produksi pabrik tetap lemah.
Hal itu yang mendukung pertumbuhan ekonomi Korea Utara.
• Kembangkan Senjata Nuklir, Kim Jong Un Sebut Masa Depan Korea Utara Terjamin
Bank Sentral Korea Selatan, Jumat (31/7/2020) menyebut, produk domestik bruto (PDB) di Korea Utara tahun lalu naik 0,4% secara riil dari tahun sebelumnya ketika ekonomi mengalami kontraksi terbesar dalam 21 tahun, yakni menyusut 4,1%, menyusul kekeringan dan sanksi nuklir.
Korea Utara berada di bawah sanksi AS sejak tahun 2006 sebagai akibat rudal balistik dan program nuklirnya.
Dewan Keamanan AS telah melakukan tindakan keras dalam beberapa tahun terakhir.
"Sanksi belum menjadi lebih sulit sejak akhir 2017 dan kondisi cuaca lebih menguntungkan membantu meningkatkan output dari sektor pertanian," kata seorang pejabat BOK, seperti dilansir dari Reuters, Jumat (31/7/2020).
Meski begitu, BOK juga menyatakan, terlalu dini untuk mengatakan bahwa ekonomi Korea Utara dalam pemulihan.
Ini lantaran volume perdagangan dalam beberapa tahun terakhir tak maksimal akibat sanksi internasional dimulai.
Ekonomi Korea Utara tumbuh 3,9% pada 2016, laju tercepat dalam 17 tahun, tetapi mengalami kontraksi tajam dalam dua tahun berikutnya.
Pemimpin Korea Kim Jong Un berjanji untuk mengalihkan fokus dari pengembangan persenjataan nuklir ke pembangunan ekonomi pada tahun 2018 sebelum mengadakan pertemuan puncak yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan Presiden AS Donald Trump.