Singapura hingga Amerika Serikat Alami Resesi, Ekonomi Korea Utara Justru Tumbuh Positif
Mulai Amerika Serikat hingga Singapura masuk ke dalam daftar negara yang terkena resesi ekonomi sebagai imbas Covid-19. Namun tidak dengan Korea Utara
Belasan warga Korut menyeberangi perbatasan untuk menyelundupkan barang-barang ke pasar gelap setiap harinya.
Para analis yang dikutip AFP mengatakan, mereka mungkin telah membawa virus Corona ke Korut sebelum perbatasan ditutup.
"Tidak diragukan lagi virus Corona di Korea Utara diimpor dari China," kata Go Myong-hyum analis di Asan Institute for Policy Studied, mengingat padatnya lalu lintas perbatasan kedua negara dan jumlah kasus yang tinggi di China.
Akan tetapi Pyongyang justru memandang virus ini dibawa dari Korsel, dan menyoroti pembelot itu sebagai "makhluk berbahaya".
Korsel saat ini mencatatkan sekitar 40-60 kasus baru Covid-19 per hari, yang sebagian besar adalah kasus impor.
Awal bulan ini Kim Jong Un memperingatkan, jangan sampai ada pelonggaran segala tindakan anti-virus Corona yang "tergesa-gesa". Ucapannya mengindikasikan perbatasan Korut akan tetap tertutup di masa mendatang.
Lebih dari 30.000 warga sipil Korut telah meninggalkan tanah air mereka sejak semenanjung itu dibagi dua pada akhir Perang Korea 1950-1953.
Sebagian besar kabur melintasi perbatasan dengan China yang keropos, dan jarang ada yang melintasi perbatasan Korut-Korsel karena dijaga sangat ketat.
Akan tetapi dalam beberapa bulan terakhir jumlah orang yang melarikan diri telah menyusut.
Tercatat hanya ada 12 pendatang baru dari April-Juni, dibandingkan 320 orang pada periode yang sama tahun lalu.
Turunnya jumlah penyeberang ini karena penutupan perbatasan di pandemi virus Corona, kata pejabat Seoul.
Wajibkan Pakai Masker, Korea Utara Berlakukan Hukuman Kerja Paksa Bagi Pelanggar
Korea Utara memberlakukan kebijakan untuk mewajibkan pakai masker bagi masyarakatnya di tengah wabah virus Corona atau Covid-19.
Jika melanggar kebijakan tersebut, warga Korea Utara dilaporkan akan dikenai tiga bulan kerja paksa.
Tentunya semua itu demi mencegah penyebaran virus Corona di Korea Utara.
Para siswa nantinya akan ditugaskan untuk melakukan "patroli masker", untuk memastikan semua warganya memekai masker, ujar pejabat Korea Utara kepada Radio Free Asia.
Mereka yang kedapatan tidak memakai masker di tempat umum, harus melakukan kerja paksa selama tiga bulan.
Berbicara kepada Radio Free Asia, pejabat tersebut menyatakan:
"Mulai tanggal 16, sebuah tim inspeksi sedang diorganisir di sini, di Pyongyang dan juga di kota-kota provinsi bersama petugas polisi."
"Mahasiswa dan siswa sekolah menengah akan melakukan tindakan keras pada orang-orang yang tidak mengenakan masker."
"Siapa pun yang tidak mengenakan masker akan dihukum dengan lebih dari tiga bulan kerja disiplin, tak peduli siapa mereka."
Dilansir Daily Mail, hingga kini Korea Utara belum secara resmi mencatat satu pun kasus virus Corona.
Namun Korea Utara telah mengambil langkah-langkah pencegahan intensif, termasuk larangan pertemuan, perintah untuk mengenakan masker dan karantina wajib bagi pekerja perbatasan.
Namu, pada April lalu, para pejabat mengungkapkan lewat kuliah umum bahwa ada kasus konfirmasi virus Corona di Korea Utara pada awal Maret lalu.
Para dosen, yang berbicara dengan organisasi dan kelompok pengamat lingkungan, mengatakan ada sejumlah kasus di dalam negeri.
Meski mereka tidak menyebut angka pasti, namun mereka menyebut ada dua sumber penyebaran, yaitu satu di Pyongyang dan satu di provinsi Ryanggang.
Para ahli asing pun meragukan klaim Korea Utara yang menyatakan bahwa mereka tidak memiliki kasus virus Corona.
(*)
• Usai Kim Jong Un Umumkan Keadaan Darurat, Korea Utara Perketat Skrining Covid-19
• Pakar: Korea Utara Salahkan Korea Selatan Atas Dugaan Kasus Covid-19 Pertamanya
• Kim Jong Un Bakal Kasih Hukuman Berat Bagi Rakyat Korea Utara yang Hobi Nonton Drama Korea
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Ekonomi Korea Utara Malah Tumbuh Positif Saat Banyak Negara di Dunia Mengalami Resesi.