Perjuangan Jihyun Park Lari dari Korut, Masuk China dari Perdagangan Orang hingga Menetap di Inggris

Jihyun Park, bersama putranya pada 2005 silam selamat dalam pelarian mereka dari Korut ke China di mana dia dijual melalui sistem perdagangan orang

Facebook Jihyun Park via The Sun Online
Jihyun Park. Eks pelarian dari Korea Utara yang berjuang di China hingga menjadi aktivis di Kota Manchester, Inggris. 

Di pagi hari, Park akan meninggalkan semangkuk nasi untuk sang ayah dan pergi bekerja.

Namun ketika kembali ayahnya tidak memakan nasi itu.

Ayahnya tidak memakannya karena tidak ingin anaknya kelaparan.

Lambat laun kondisi ayah Park semakin parah dan tidak bisa berkomunikasi melalui verbal.

Dia hanya bisa berkomunikasi melalui tulisan dengan gerakan lemah.

Korea Utara Bangun Peternakan Ayam, Kim Jong Un Berharap Bisa Cegah Kelaparan Rakyatnya

Ancaman Kelaparan! Penduduk Miskin Indonesia Tambah Menjadi 26,42 Juta Orang

Selain kelaparan hebat, adik laki-laki Park juga terlibat masalah serius selama bekerja dengan militer Korut, sehingga aparat mengincarnya.

"Harapan terakhir ayah saya adalah menyelamatkan adik laki-laki saya," ujar Park.

"Suatu hari dia terbangun dan memberi isyarat kepada saya agar saya pergi.

Itulah alasan mengapa saya melarikan diri dari Korea Utara," ujarnya.

Seperginya Jihyun Park, sang ayah yang sekarat pun meninggal dunia karena kelaparan.

Kebanyakan warga Korut yang membelot melintasi perbatasan ke China sebelum melakukan perjalanan ke negara ketiga, biasanya negara-negara Asia Tenggara, tempat di mana mereka bisa mengajukan permohonan suaka.

Pelarian itu sangat berbahaya, bahkan bagi mereka yang berhasil meloloskan diri.

Mereka dianggap imigran ilegal dan bisa dideportasi kapan saja jika tertangkap di China.

Mereka yang dideportasi ke Korut biasanya akan menghadapi hukuman brutal di pusat-pusat penahanan, termasuk kerja paksa, kamp re-edukasi dan penyiksaan.

Pada Februari 1998, Park dan adik laki-lakinya berhasil lolos melewati sungai beku dan pegunungan ke China dengan bantuan seorang pria yang menjanjikan kehidupan lebih baik di negara baru.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved