Inggris Akan Gunakan Swab Test Covid-19 yang Hasilnya Muncul Dalam 90 Menit Saja

Inggris umumkan tengah kembangkan Swab Test Covid-19 yang hasilnya dapat keluar dalam waktu 90 menit. Dapat digunakan mulai minggu depan di Inggris.

AFP
Ilustrasi pasien Covid-19 di Inggris. Inggris kembangkan tes Swab Covid-19 yang hasilnya muncul dalam 90 menit. 

Editor: Putri Larasati Anggiawan

TRIBUNBATAM.id, LONDON - Inggris terus melakukan penelitian terkait virus Corona atau Covid-19.

Kali ini, Inggris mengumumkan tengah kembangkan Swab Test Covid-19 yang hasilnya dapat keluar dalam waktu 90 menit.

Mulai minggu depan, Swab Test  ini akan tersedia di rumah perawatan orang tua (care homes) dan laboratorium di Inggris.

Tes swab "di tempat" dan tes DNA akan membantu membedakan antara Covid-19 dan penyakit musiman lainnya, kata pemerintah Inggris.

Menteri kesehatan Inggris mengatakan tes ini akan "sangat bermanfaat" selama musim dingin.

Saat ini, tiga perempat hasil tes keluar dalam waktu 24 jam dan seperempatnya bisa memakan waktu hingga dua hari.

UPDATE Transfer Liga Inggris, Jadon Sancho Makin Dekat ke MU, Chelsea Cari Bek Sekuat Van Dijk

Pengumuman itu datang ketika target pemerintah di bulan Juli, untuk secara teratur menguji staf dan mereka yang ada di rumah perawatan, tertunda karena jumlah kit pengujian yang terbatas.

Hampir setengah juta dari alat tes swab cepat yang baru itu akan tersedia mulai minggu depan di rumah perawatan dan laboratorium, dan jutaan lainnya akan didistribuskan akhir tahun ini.

Selain itu, ribuan mesin uji DNA, yang telah digunakan di delapan rumah sakit di London dan dapat menganalisis tes usap hidung, akan diluncurkan di rumah sakit NHS mulai September.

Sekitar 5.000 mesin itu dapat melakukan 5,8 juta pengujian dalam beberapa bulan mendatang, kata departemen itu.

Menteri Kesehatan Matt Hancock menggambarkan inovasi terbaru dalam pengujian virus Corona ini sebagai "penyelamat hidup".

Dia menambahkan: "Jutaan alat tes cepat yang baru ini akan mengeluarkan hasil tes dalam waktu kurang dari 90 menit, sehingga membantu kita memutuskan rantai penularan dengan cepat.

"Fakta bahwa tes-tes ini dapat mendeteksi flu dan Covid-19 akan sangat bermanfaat saat kita memasuki musim dingin, sehingga pasien dapat mengikuti saran yang tepat untuk melindungi diri mereka sendiri dan orang lain."

"Sangat akurat"

Profesor Chris Toumazou, salah satu pendiri DnaNudge, yang memasok mesin-mesin yang menyediakan tes tersebut, mengatakan tes Covid-19 yang "cepat" dan "sangat akurat" itu dapat digunakan di mana saja".

Gordon Sanghera, kepala eksekutif Oxford Nanopore, yang memasok tes itu, mengatakan mereka memiliki potensi untuk memberikan "solusi terkait pengetesan Covid-19 secara global".

Pengujian rutin terhadap penghuni dan staf rumah perawatan seharusnya dimulai pada 6 Juli, tetapi para pejabat mengatakan hal itu mungkin tidak dapat dilakukan sampai akhir minggu pertama September.

Sementara itu, para peneliti mendesak agar pasien yang pulih dari Covid-19 untuk menyumbangkan plasma darah mereka - untuk membantu staf medis NHS mengobati orang yang jatuh sakit dalam beberapa bulan mendatang.

Percobaan besar sedang berlangsung untuk melihat seberapa efektif transfusi plasma darah ke pasien yang berjuang untuk mengembangkan respon imun mereka.

Jumlah orang yang meninggal akibat virus Corona di Inggris mencapai 46.201.

Penyelidikan Terus Dilakukan, Kandidat Vaksin Covid-19 dari Inggris dan China Dinilai Paling Efektif

Kabar gembira terkait penemuan vaksin virus Corona atau Covid-19 akhirnya mencuat.

Kandidat vaksin dari Oxford University di Inggris dan China dianggap menjadi yang paling efektif.

Mulai dinilai aman hingga dapat memicu respons kekebalan tubuh manusia.

Kedua studi tersebut dilaporkan dalam The Lancet.

Kendati masih terlalu dini untuk mengatakan apakah pendekatan tersebut memenuhi persyaratan untuk vaksin yang efektif melawan Covid-19, kedua hasil uji sejauh ini paling menjanjikan.

Hingga saat ini, penyelidikan lebih lanjut terus dilakukan.

Dilansir IFL Science, Senin (20/7/2020), kedua vaksin menggunakan adenovirus yang lemah, virus flu biasa, yang dimodifikasi secara genetik untuk membawa kode genetik protein lonjakan pada kulit terluar SARS-CoV-2, virus yang bertanggung jawab untuk Covid-19.

Hasil uji vaksin corona dari Oxford, Inggris

Untuk studi Oxford, virus flu diambil dari simpanse dan diberikan kepada 543 dari 1.077 orang dewasa sehat.

Sementara 534 sisanya merupakan kelompok kontrol dan diberi vaksin meningitis.

Hasil sejauh ini telah menemukan bahwa vaksin Covid-19 yang dikembangkan menginduksi antibodi yang kuat dan respon imun sel T hingga hari ke-56 dari percobaan yang sedang berlangsung.

"Sistem kekebalan tubuh memiliki dua cara untuk menemukan dan menyerang patogen - antibodi dan respons sel," kata ketua tim Profesor Andrew Pollard dari Universitas Oxford, dalam sebuah pernyataan yang dikirim melalui email.

"Vaksin ini dimaksudkan untuk menginduksi keduanya, sehingga dapat menyerang virus ketika beredar di dalam tubuh, serta menyerang sel-sel yang terinfeksi. Kami berharap ini berarti sistem kekebalan tubuh akan mengingat virus, sehingga vaksin kami akan melindungi manusia untuk suatu jangka waktu yang panjang," umbuhnya.

"Namun, kami perlu penelitian lebih lanjut sebelum kami memastikan vaksin tersebut efektif melindungi tubuh terhadap infeksi SARS-CoV-2, dan untuk berapa lama perlindungan berlangsung."

Vaksin yang dikembangkan Oxford terbukti dapat memicu respons sel T dalam waktu 14 hari, yang berarti sistem kekebalan dapat menemukan dan membuang sel yang terinfeksi virus.

Dalam 28 hari, ada juga respon antibodi, yang berarti sistem kekebalan mengirim antibodi untuk menyerang virus jika ditemukan ada dalam darah atau dalam sistem limfatik.

Efek samping ringan seperti kelelahan dan sakit kepala dilaporkan oleh sekitar 70 persen peserta, tetapi kurang intens pada peserta yang diizinkan minum parasetamol.

Mengonsumsi parasetamol sebelum dan sesudah vaksinasi tidak berdampak negatif pada hasilnya.

Hasil uji vaksin corona dari China

Sementara studi dari China telah melihat 508 peserta yang ambil bagian dalam uji coba fase II.

Dari total peserta yang ada, 253 menerima dosis tinggi vaksin, 129 menerima dosis rendah, dan 126 menerima plasebo.

Sembilan puluh lima persen dari kelompok dosis tinggi dan 91 persen dari kelompok dosis rendah menunjukkan respon sel T atau antibodi pada hari ke 28 pasca vaksinasi.

Para pasien tidak diamati lebih dari 28 hari, sehingga kekebalan jangka panjang tidak diselidiki.

Mencari vaksin yang ideal

Vaksin yang ideal seharusnya memiliki efek samping minimal dan efektif setelah satu atau dua dosis.

Sementara pada populasi sasaran (terutama yang paling terkena dampak seperti orang tua lanjut usia dan orang-orang dengan kondisi medis yang sudah ada sebelumnya), vaksin harus memberikan perlindungan setidaknya selama setengah tahun, dan mengurangi penyebaran virus.

Kedua vaksin ini belum mengkonfirmasi bahwa mereka memiliki kemampuan di atas.

Namun keduanya melaporkan, kandidat vaksin yang dikembangkan menghasilkan antibodi terhadap Covid-19. Ini adalah kandidat yang paling menjanjikan sejauh ini.

"Masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan sebelum kami dapat mengkonfirmasi apakah vaksin kami akan membantu mengelola pandemi Covid-19, tetapi hasil awal ini menjanjikan," tambah rekan penulis Profesor Sarah Gilbert, juga dari University of Oxford.

"Selain terus menguji vaksin kami dalam uji coba fase 3, kita perlu belajar lebih banyak tentang virus - misalnya, kita masih belum tahu seberapa kuat tanggapan kekebalan yang kita butuhkan. memprovokasi untuk secara efektif melindungi terhadap infeksi SARS-CoV-2,” katanya.

"Jika vaksin kami efektif, itu adalah pilihan yang menjanjikan karena jenis vaksin ini dapat diproduksi dalam skala besar. Vaksin yang berhasil melawan SARS-CoV-2 dapat digunakan untuk mencegah infeksi, penyakit, dan kematian pada seluruh populasi, dengan populasi berisiko tinggi seperti pekerja rumah sakit dan orang dewasa yang lebih tua diprioritaskan untuk menerima vaksinasi.”

Menurut angka terakhir pada Rabu (22/7/2020), lebih dari 15 juta orang telah terinfeksi penyakit ini di seluruh dunia.

(*)

UPDATE Transfer Liga Inggris Aubameyang Minta Arsenal Beli Ousmane Dembele MU Goda Kasper Schmeichel

Gunakan Bahasa Inggris, Big Hit Entertainment Merilis Poster Lagu Terbaru BTS Dynamite

Perjuangan Jihyun Park Lari dari Korut, Masuk China dari Perdagangan Orang hingga Menetap di Inggris

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Inggris Kembangkan Tes Swab Covid-19 yang Hasilnya Muncul dalam 90 Menit".

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved