VIRUS CORONA

Sekolah Asrama Rawan Penularan Covid-19, Mendagri Beri Arahan Ini

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian mengatakan sekolah asrama merupakan salah satu tempat rawan penularan covid-19.

Istimewa
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian 

Editor Danang Setiawan

TRIBUNBATAM.id, JAKARTA - - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian mengatakan sekolah asrama merupakan salah satu tempat rawan penularan covid-19.

Untuk itu, Tito meminta kepada pengelola sekolah asrama untuk menggelar simulasi protokol kesehatan dalam proses pertemuan tatap muka.

Menurutnya metode simulasi sangat penting, karena situasi dan kondisi setiap tempat sangat berbeda sehingga dibutuhkan peninjauan yang lebih lanjut oleh Gugus Tugas daerah masing-masing. 

 

Khususnya pada sekolah yang berlatar belakang asrama, seperti pondok pesantren.

Tito berujar khusus untuk sekolah-sekolah pembuatan videonya juga harus dibuat berbeda-beda. 

Polemik Obat Covid-19, Anji dan Hadi Pranoto Dilaporkan ke Polisi

Ngaku HRD Perusahaan, Sopir Angkot Tiduri 4 Wanita dan Peras Korban Rp 1,5 Juta, Begini Modusnya

Jelang Latihan Bersama, Persib Bandung Tunggu Kehadiran Tiga Pemain Asingnya

“Video protokol yang berbeda-beda karena ini banyak sekali perbedaanya, ada sekolah yang dia seperti biasa masuk kemudian setelah itu kembali siswanya," kata Mendagri dalam keterangannya, Senin (3/8/2020) 

Dicontohkannya, penerapan protokol kesehatan di sekolah agama seperti pesantren, SMP/SMA Madrasah, atau sekolah dengan sistem asrama, seperti Akpol/AAL/AAU/IPDN, tentu berbeda dari sekolah biasa.

Sehingga video penerapannya harus disesuaikan.

Follow Juga:

"Ada juga sekolah yang berasrama ini yang paling rawan, karena sekali kena akan kena semua, tempat tidurnya, makananya sama-sama. Kemudian termasuk sekolah-sekolah agama seperti pesantren, ini protokolnya harus beda-beda,” jelasnya.

Hal ini disampaikannya saat menghadiri rapat persiapan pembelajaran tatap muka lewat video conference, di Kantor Kemendagri, Jakarta Pusat, Senin (03/08/2020).

Pemeriksaan secara regular 2 minggu dengan PCR atau rapid test kepada guru menjadi hal yang dianjurkan oleh Mendagri untuk mencegah terjadinya penyebaran covid-19. 

Sehingga, program dapat dilanjutkan apabila simulasinya menghasilkan perkembangan yang baik dan semua pemangku kepentingan di sekolah taat pada protokol yang ditetapkan.

“Guru-guru yang masuk sebelumnya mereka rapid baru mengajar, kemudian pemeriksaan secara reguler per-2 minggu dengan PCR atau rapid sebanyak 2 kali,”pungkasnya. 

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim juga menuturkan bahwa pihaknya saat ini sedang berusaha yang terbaik terhadap SKB tersebut, 

Hal tersebut untuk menjawab keresahan orang-tua terhadap anak-anaknya yang belum bersekolah untuk dapat terselesaikan. 

Ia juga mengapreasiasi atas masukan dan dukungan dari pihak-pihak terkait.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved