BERCERMIN KE CHINA, RI Dalam Bayang-bayang Resesi Ekonomi? Kuartal III Pertumbuhan Diprediksi Minus
Minusnya pertumbuhan ekonomi Indonesia diyakini masih lanjut di kuartal III-2020.
Editor: Azmi S
TRIBUNBATAM.id, JAKARTA - Minusnya pertumbuhan ekonomi Indonesia diyakini masih lanjut di kuartal III-2020.
Secara teknikal bila ekonomi pada kuartal III kembali mencatat pertumbuhan negatif maka RI masuk jurang resesi.
Fenomena ini merupakan yang pertama kalinya sejak krisis tahun 1998.
• Minus 5,3 Persen, Benarkah Indonesia Resesi Ekonomi? Begini Pandangan Pakar
• Akibat Pandemi Virus Corona, Pemerintah Diminta Ambil Kebijakan Tepat dan Cepat Hadapi Resesi
Secara tak langsung pemerintah sudah mengindikasikan Indonesia bisa masuk ke jurang resesi pada kuartal III-2020, menyusul negatifnya pertumbuhan ekonomi yang terkontraksi atau minus sejak kuartal II-2020.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia minus 3,8 persen pada kuartal II-2020.
Adapun pada kuartal III-2020, pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa minus 1 persen atau tumbuh 1,2 persen.
Sementara itu Ekonom Senior Institute For Development of Economics and Finance (Indef) Faisal Basri meyakini Indonesia akan mengalami resesi.
• Singapura hingga Amerika Serikat Alami Resesi, Ekonomi Korea Utara Justru Tumbuh Positif
Dari hitung-hitungannya pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi tumbuh minus pada kuartal II-2020 dengan kisaran minus 2,8 persen hingga minus 3,9 persen.
Dampak Pandemi Covid-19
Badan Pusat Statistik (BPS) bakal mengumumkan pertumbuhan ekonomi kuartal II-2020 pada Rabu (5/8/2020) pukul 11.00 WIB.
Pemerintah, Bank Indonesia (BI), dan pengamat telah memperkirakan ekonomi bakal mengalami pertumbuhan negatif (resesi ekonomi) akibat pandemi Covid-19.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memprediksi, ekonomi RI akan tertekan ke titik minus 4,3 persen.
• Dampak Covid-19 ke Ekonomi Indonesia Sangat Dahsyat, Bisnis Anjlok tapi 3 Sektor Ini malah Tumbuh
"Jadi kita ekspektasi kuartal II itu kontraksi.
Saya sampaikan di sini (rentang kontraksi antara) minus 3,5 persen sampai minus 5,1 persen.