HEADLINE TRIBUN BATAM
Anak Kami Butuh Pulsa
Ada sebagian orangtua yang memasang Wi-fi karena ada beberapa anak yang sekolah daring, biayanya mencapai Rp 150-250 ribu sebulan.
Johanna mengatakan, ia biasa membeli paket 7 gigabyte dengan harga Rp 45 ribu untuk belajar anaknya.
Ternyata, paket sebesar itu hanya cukup untuk seminggu saja.
“Sebab, mereka kan belajar pakai video dan sebagian lagi melalui YouTube,” kata Johanna yang berencana akan memasang Wi-fi di rumahnya.
Tunggu Perintah
Masalahnya, saat ini di Kota Batam sendiri beluma ada kejelasan kebijakan bahkan terkesan saling tunggu.
Pihak sekolah mengaku menunggu arahan dari Pemko dan Disdik terkait penggunaan dana BOS untuk internet ini.
"Kita sudah tahu Permendikbud Nomor 19 tahun 2020 itu. Tetapi Pemko Batam dan Dinas Pendidikan belum memberikan arahan yang bisa menjadi pegangan Kepala Sekolah untuk mengalokasikan dana BOS untuk bantuan internet," kata seorang Kepala Sekolah di Sagulung yang tidak mau namanya ditulis, Rabu (5/8/2020).
Kepala sekolah lain mengatakan bahwa mereka takut menyalurkan karena rencana anggaran sekolah (RAS) sudah disusun dan sudah disetujui pemerintah.
Jika ada perubahan peruntukan anggaran, tentunya RAS itu harus dibatalkan.
“Untuk membatalkan ini kan harus ada keputusan Pemko Batam,” katanya.
Selain itu, jika setengah dana BOS dialihkan untuk pulsa siswa, kekurangan anggaran di sektor lain harus ditutup.
“Selama ini, 50 persen untuk honor guru dan setengah lagi untuk biaya listrik, air dan operasional lainnya. Ini ditutup pakai uang apa?” kata kepala sekolah tersebut.
Zainal, anggota Komite SMAN 5 dan Ketua Komite SMPN 60 Sagulung mengakui bahwa sampai saat ini belum ada satupun orangtua yang mendapat subsidi pulsa dari sekolah.
Ia juga tidak bisa menyalahkan pihak sekolah karena seharusnya ada surat edaran dari Disdik dan pemerintah, baik kota maupun provinsi, terkait hal ini.
Sebab, jangan sampai hal ini menjadi masalah hukum di kemudian hari.