TRIBUN WIKI
Mengenal Kebaya Labuh, Pakaian Tradisional Kepulauan Riau, Dulu Dipakai Wanita Kerajaan
Provinsi Kepulauan Riau memiliki pakaian tradisional berupa Kebaya Labuh yang dikenakan oleh para wanita.
Untuk memperindah tampilan, perempuan Melayu juga sering memadupadankan dengan perhiasan emas, hingga aksesoris seperti tas dan kipas.
Sejarah
Kebaya labuh awalnya merupakan warisan kebudayaan yang berasal dari masa kejayaan Islam di Riau.
Namun, seiring dengan berjalannya waktu, kebaya ini juga banyak digunakan oleh masyarakat Kepulauan Riau.
Dulu, kebaya yang biasa dikenakan saat upacara kebesaran Melayu ini hanya bisa dimiliki oleh kaum perempuan di lingkungan kerajaan.
Sebuah catatan dari Tiongkok menyebutkan bahwa pada abad ke 13, masyarakat Melayu, hanya menggunakan penutup tubuh bagian bawah.
Lama kelamaan, para wanita Melayu menggunakan penutup atas tubuhnya dengan melilitkan sarung di sekeliling dada.
Saat itu, celana model gunting Aceh juga sudah mulai banyak digunakan.
Model celana ini panjangnya hanya sedikit di bawah lutut.
Meski tak terlalu panjang, celana ini sudah menutupi aurat laki-laki, yakni lutut.
Semakin ramainya perdagangan di wilayah ini membawa pengaruh budaya asing dari pedagang China, India, dan Timur Tengah.
Masyarakat Melayu pun mulai mengadopsi Islam sebagai agamanya.
Hal ini secara otomatis juga mempengaruhi cara berpakaiannya, dimana dalam agama Islam terdapat kewajiban untuk menutup aurat.
Puncaknya yakni sekitar tahun 1400.
Pada saat itu, pakaian Melayu digambarkan dengan jelas dalam karya kesusasteraan Sejarah Melayu.
Saat itu, orang Melayu sudah mulai terbiasa memakai pakaian berbentuk baju kurung dengan model tunik.
Dulu, baju kurung digunakan oleh pria maupun wanita.
Namun, kini cenderung lebih sering digunakan oleh wanita.
(*/TRIBUNBATAM.id/Widi Wahyuning Tyas)