Kisah Pilot yang Terpaksa Jualan Mi Ayam Untuk Bertahan Hidup di Tengah Pandemi Covid-19
Pilot yang sudah menerbangkan pesawat maskapai komersial selama 13 tahun ini sempat tertekan dengan keadaan yang kian tak pasti
TRIBUNBATAM.id, TANGERANG - Pandemi corona telah berdampak sangat luas pada banyak sektor termasuk penerbangan.
Selama pandemi covid-19, banyak maskapai tidak beroperasi sehinga berdampak pada kehidupan orang-orang yang bekerja di perusahaan penerbangan.
Seorang pilot maskapai yang tinggal di Tangerang Selatan, terpaksa harus banting setir menjadi penjual mie ayam saat pekerjaan pilot tak bisa dilakoni.
Kisahnya pilot yang menjadi penjual mie ayam di Tangerang Selatan itu pun kini menjadi banyak dibicarakan orang.
• Jelang Liga 1 2020, Persib Bandung Matangkan Persiapan, Butuh 4 - 6 Laga Uji Coba Jelang 1 Oktober
• Jadwal Liga Champions Malam Ini Barcelona vs Bayern Munchen, Kick Off Pukul 02.00 WIB Live SCTV
• MotoGP Austria Siang Ini Free Practice 1, Valentino Rossi Punya Ambisi, Kejutan KTM Berlanjut?
Pak Megah, begitu sapaan akrab pria yang kini sibuk melayani pelanggannya di belakang gerobak mi ayam di warung makan Majelis, sejenis foodcourt di bilangan Ruko Granada Square BSD Tangerang Selatan.
Megah adalah seorang pilot yang terkena imbas pandemi Covid-19. Ia dirumahkan.
Di sela-sela kesibukannya, pilot dengan nama lengkap Megah Putra Perkasa menyempatkan diri untuk berbincang sejenak bersama Kompas.com tentang awal keberaniannya menghadapi krisis Covid-19 dengan banting setir menjadi penjual mi ayam.
"Sewaktu mulai ada pembatasan, kira-kira bulan April ya, saya bersama teman-teman yang lain sudah mulai dirumahkan karena tidak ada penerbangan waktu itu," tutur Megah seperti dikutip dari kompas.com.
Pilot yang sudah menerbangkan pesawat maskapai komersial selama 13 tahun ini sempat tertekan dengan keadaan yang kian tak pasti.
Salah satu sektor usaha yang terkena dampak adalah penerbangan. Ratusan pilot dan ribuan pekerja di sektor penerbangan yang terpukul, terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) atau dirumahkan.
Megah harus memutar otak bagaimana menghidupi keluarganya. Empat anaknya masih usia sekolah.
Awalnya, Megah mencoba bertahan dengan sekadar melanjutkan usaha berjualan baju via online yang sudah lama ditekuni istrinya. Namun, hasilnya tidak cukup untuk kebutuhan keluarga.
"Bagaimana saya berpikir agar harus ada tambahan untuk kebutuhan, anak-anak saya keempat-empatnya masih sekolah, dan di swasta, biayanya lumayan," tutur dia.
Sampai akhirnya dia melihat seorang status temannya di media sosial, sesama pilot, yang kini menjadi penjual ikan laut keliling dengan menggunakan boks.
"Saya bukan yang pertama, justru saya melihat teman saya ini. Luar biasa," kata Megah.