BIN Ikut Serahkan Hasil Uji Klinis Kombinasi Obat Covid-19, Ahli Biologi Molekuler Minta Tak Euforia
Badan Intelijen Negara (BIN) ikut dilibatkan dalam seremoni penyerahan hasil uji klinis fase 3 kombinasi obat Covid-19 untuk pasien positif corona
"Ternyata setelah kami kombinasikan daya penyembuhannya meningkat dengan sangat tajam dan baik.
Untuk kombinasi tertentu itu sampai 98 persen efektivitasnya," katanya.
Jangan Euforia
Secara terpisah ahli biologi molekuler Ahmad Rusdan Handoyo Utomo turut mengingatkan semua pihak, untuk tidak terlalu bereuforia atau berharap penuh terhadap vaksin Sinovac yang sudah uji klinis fase III.
"Karena tidak ada jaminan bahwa uji klinis fase III akan berhasil membuktikan efek proteksi.
Semua peneliti yang terlibat dalam uji klinis tidak ada yang berani menjamin," kata Ahmad.
Pengurus Pusat Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat (IAKMI) Hermawan Saputra juga mengingatkan agar masyarakat tidak melonggarkan protokol kesehatan, sebelum vaksin benar-benar ada.
"Sebagai masyarakat tentu saja tidak boleh terlalu over-confidence vaksin akan ada pada awal Januari 2021.
Tetapi kita juga tetap berharap optimis, sadar dan sabar dalam perilaku hidup sehat," sambungnya.
Manajer Senior Integrasi Riset dan Pengembangan PT Bio Farma Neni Nurainy mengatakan, pihaknya menargetkan 1.620 relawan disuntik vaksin Covid-19 hingga Desember 2020.
Neni mengatakan, Januari kita dapat evaluasi data dan hasilnya baik, mohon doanya kita bisa produksi pada Februari atau Maret 2021, sebelum vaksin diproduksi, pihaknya akan melakukan analisis interim atas uji klinis fase 3 tersebut.
Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Soebandrio mengakui Indonesia telat memulai pengembangan vaksin Covid-19 dalam negeri.
"Harus diakui kita start-nya empat bulan terlambat," kata Amin dalam diskusi Polemik Trijaya, Sabtu, 15 Agustus 2020.
Amin mengatakan, Cina dan negara lain langsung bergerak melakukan pengembangan vaksin Covid-19 sejak Januari 2020 melakukan isolasi.
Pemerintah, kata Amin, baru membentuk Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 yang beranggotakan sejumlah peneliti untuk mengembangkan vaksin pada Maret lalu.
Eijkman ditunjuk untuk memimpin konsorsium tersebut.
"Kemudian April praktis baru mulai.
Jadi memang terlambat 4 bulan," ujarnya.
(*)
Berita Selengkapnya Bisa Anda Baca di Headline Edisi Cetak Harian Tribun Batam Edisi Minggu, 16 Agustus 2020