Asal Mula Permainan Kayu Pale Ola hingga Anggota Dewan Anambas Tertarik Ikut Main saat HUT ke-75 RI

Orang zaman dahulu rata-rata menggunakan permainan dari alam, salah satunya menggunakan bahan kayu. Inilah asal mula permainan kayu pale ola

Editor: Dewi Haryati
TRIBUNBATAM.ID/RAHMA TIKA
Peserta sedang mengikuti lomba rakyat "kayu pale Ola", memperingati HUT ke-75 RI di lapangan bola kaki Payalaman, Kecamatan Kute Siantan, Anambas, Senin (17/8/2020) 

Editor: Dewi Haryati

TRIBUNBATAM.id, ANAMBAS - Lomba rakyat yang sebelumnya sempat tenggelam dimakan zaman, kembali diangkat masyarakat Kecamatan Kute Siantan, Anambas pada peringatan HUT ke-75 Republik Indonesia.

Permainan 'Kayu Pale Ola' itu digelar meriah di lapangan bola kaki Payalaman, Kecamatan Kute Siantan, pada Senin (17/8/2020).

Para warga yang datang tampak antusias menyaksikan perlombaan itu.

Ketua Panitia Genta Harmoni, Ahmuhardi menuturkan, lomba rakyat ini pertama kalinya diadakan dan dilestarikan pada acara HUT ke-75 Republik Indonesia.

Cara memainkannyapun cukup mudah. Ada tiga teknik bermain.

Ganti Pesta Rakyat dengan Perbaiki Jalan, Ini Keseruan Warga Tanjungpinang Peringati HUT RI

2 Tokoh sudah Menghadap, Demokrat Karimun Tunggu Rekomendasi DPP untuk Pilkada Kepri, Siap Dukung

"Kayu pale ola ini terdiri dari 3 segmen. Pertama congkel. Anak kayu ditekan diujung lalu dicongkel sejauh mungkin dan dilempar, kalau bahasa Melayunya itu kita jungkit.

Segmen kedua pakeng yaitu anak kayu dipukul sama ibu kayu sejauh mungkin, dan segmen ketiga tarting yaitu mengangkat anak kayu lalu dipukul dari dasar lubang," terang Ahmuhardi.

Ia melanjutkan, untuk kriteria pemenang permainan ini ditentukan jarak dan tangkapan. Yakni menggunakan hitungan poin jarak dan poin tangkapan.

"Kalau poin jarak itu seberapa jauh anak kayu dari lubang kita ukur, yang kedua poin tangkapan biasanya berbeda-beda," ujarnya.

Asal mula permainan ini, sebetulnya karena orang zaman dahulu tidak memiliki permainan seperti zaman sekarang. Mereka rata-rata menggunakan permainan dari alam, salah satunya menggunakan bahan kayu.

Permainan ini dahulunya sebagai hiburan bagi orang zaman dahulu.

Seorang warga Desa Payamaram, Neti (51) menuturkan, permainan kayu pale ola sudah ada sejak ia kecil. Netipun untuk sesaat kembali ke ingatan masa lalunya.

"Dulu kita tidak punya uang. Karena ini permainan yang murah dan tidak menggunakan biaya, muncullah ide bikin permainan ini, alatnya cuma pakai kayu saja," ujar Neti.

Sementara itu, seorang peserta lomba rakyat Wanda mengatakan, cukup tertarik dengan perlombaan kayu pale ola. Selain bisa merasakan permainan zaman dahulu, ia juga sangat senang permainan ini bisa kembali dinikmati.

"Ini permainan cukup lama sekali, saya main ini waktu SD, tapi lama-kelamaan permainan ini sudah jarang dimainkan. Apalagi sekarang zamannya gadget, sudah pasti terlupakan permainan itu," kata Wanda.

Dengan dilestarikannya permainan rakyat yang sempat tenggelam dimakan zaman ini, masyarakat sangat berharap tidak hanya pada perayaan hari besar saja ditampilkan, namun dalam keseharian juga bisa diterapkan dan dikenalkan kepada anak cucu.

"Bagi saya ide melestarikan permainan ini di tengah masyarakat cukup kreatif sekali. Kita sebagai masyarakat sangat bangga dengan anak kampung yang mau menampilkan kembali lomba ini.

Kalau tahun sebelumnya itu ya lomba paling makan kerupuk, balap karung, sama panjat pinang, itu identik sekali kan sama HUT 17 Agustus, tapi kalau sekarang kan beda dan unik," terangnya.

Diangkatnya permainan ini saat HUT RI, juga menarik perhatian Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) Kabupaten Kepulauan Anambas, Jasril Jamal.

Ia tertarik mengikuti lomba kayu pale ola.

Menggunakan pakaian kemeja putih dan celana hitam, Jasril Jamal dari fraksi PAN ini memamerkan kehebatannya memainkan permainan rakyat kayu pale ola.

Ekspresi Anggota DPRD Anambas, Jasril Jamal saat bermain kayu pale ola di momen 17 Agustusan, Senin (17/8/2020)
Ekspresi Anggota DPRD Anambas, Jasril Jamal saat bermain kayu pale ola di momen 17 Agustusan, Senin (17/8/2020) (TRIBUNBATAM.ID/RAHMA TIKA)

Wajahnya tampak memerah saking bersemangat. Ude Jas sapaan akrab Jasri Jamal kemudian mengambil ancang-ancang untuk melempar kayu sejauh mungkin.

Kepada Tribunbatam.id, Ude Jas mengaku sangat tegang. Pasalnya ia sangat bersemangat ingin menjadi pemenang dalam perlombaan tersebut.

"Saya sangat senang sekali, karena ini permainan saya waktu kecil. Jadi teringat masa kecil saya, masih banyak lagi permainan zaman dahulu yang seharusnya kita lestarikan," ujar Jasril.

Ia mengaku sengaja ikut bermain kayu pale ola karena teringat dengan masa kecilnya saat bermain dengan teman-temannya.

"Seharusnya tradisi permainan ini tidak boleh hilang, khususnya di Kabupaten Kepulauan Anambas. Harapan saya tradisi-tradisi lama ini harus dilestarikan kembali, terkhususnya permainan seperti ini.

Kita juga wacana kedepannya mau menyajikan barang-barang antik seperti bakul, nyerok, gogok, dan masih banyak lagi," ungkapnya.

Jasril berharap pemerintah bisa mengorbitkan kembali permainan zaman dahulu di zaman sekarang agar tidak lekang dimakan waktu.

(tribunbatam.id/Rahma Tika)

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved