Tak Berhenti Berjuang, 30 Tahun Pencarian Akhirnya Wanita ini Menemukan Anak Lelakinya yang Hilang
Seorang ibu bernama Li Jingzhi menceritakan kisahnya selama 30 tahun dalam mencari sang anak, Mao Yin, yang diculik pada 1988 dan menjadi korban perd
Bagi para pasangan suami istri yang menginginkan seorang anak laki-laki untuk meneruskan nama keluarga dan merawat mereka hingga dewasa tidak bisa memperlakukan mereka sebagai anak-anak; mereka akan dikenai denda yang cukup besar dan anak-anak mereka yang lain tidak akan mendapat manfaat sosial.
Kebijakan tersebut diyakini berkontribusi terhadap peningkatan jumlah penculikan anak, terutama terhadap anak laki-laki. Tapi Jingzhi tidak tahu apa-apa tentang hal ini.
"Terkadang saya lihat di televisi, ada pemberitahuan tentang anak hilang, tapi saya tidak pernah menyangka jika mereka diculik dan dijual. Saya hanya mengira mereka hilang," katanya.
Naluri pertamanya, saat mengetahui tentang hilangnya Jia Jia, adalah menyalahkan suaminya.
Kemudian dia menyadari bahwa mereka harus bekerjasama untuk menemukan putra mereka.
Namun, seiring berjalannya waktu, obsesi mereka membuat mereka jarang membicarakan hal lain, dan setelah empat tahun mereka bercerai.
Namun Jingzhi tidak pernah berhenti untuk mencari anaknya. Setiap Jumat sore ketika dia selesai bekerja, dia akan naik kereta api ke provinsi sekitarnya untuk mencari Jia Jia, pulang pada Minggu malam dan siap untuk kembali bekerja pada Senin pagi.
Kapanpun dia mendapat petunjuk - ada kabar tentang seorang anak laki-laki yang mirip Jia Jia - dia akan pergi dan menyelidikinya.
Di tahun Jia Jia menghilang, Jingzhi melakukan perjalanan cukup jauh dari biasanya, dia naik bus jarak jauh ke kota lain di Shaanxi. Kemudian naik bus ke pedesaan untuk mencari pasangan yang dikatakan mengadopsi seorang anak laki-laki dari kota Xi'an yang mirip dengan Jia Jia.
Namun setelah menunggu sampai malam sampai para penduduk desa kembali dari ladang, dia mengetahui bahwa pasangan itu telah membawa anak laki-laki itu ke kota Xi'an. Jadi dia bergegas kembali lagi, tiba pada dini hari.
Lantas dia menghabiskan waktu selama berjam-jam mencari apartemen yang disewa pasangan itu, hanya untuk mengetahui dari pemiliknya bahwa mereka telah pergi dua hari sebelumnya ke kota lain.
Jadi dia bergegas pergi ke kota yang dimaksud dan ketika dia sampai di sana, lagi-lagi di malam hari, dia melacak keberadaan pasangan itu dari hotel-ke hotel selama berjam-jam. Namun ketika dia menemukan hotel yang yang dimaksud, pasangan itu sudah keluar.
Tapi kemudian bukan berarti dia menyerah. Meski sudah tengah malam, dia pergi ke kota lain untuk mencari orang tua pasangan tersebut, namun lagi-lagi pasangan suami istri itu tidak ada. Dia ingin langsung pergi ke kota asal istrinya, namun pada saat itu dia sudah dua hari tidak tidur dan tidak makan dengan teratur.
Setelah beristirahat, dia berangkat dan menemukan perempuan dimaksud dan anaknya. Namun yang membuatnya sangat kecewa, bocah laki-laki itu ternyata bukan putranya.
"Saya pikir bocah ini pasti adalah Jia Jia. Saya sangat kecewa. Dampaknya besar sekali terhadap saya. Setelah itu, saya terus mendengar suara anak saya. Ibu saya khawatir saya akan mengalami gangguan mental," kata Jingzhi.