Pernyataan Keras Barack Obama, Sebut Trump Tidak Layak Jadi Presiden AS 2020
Mantan Presiden AS Barack Obama pada Rabu (19/8/2020), menyerang calon presiden petahana AS, Donald Trump, dengan menyebutnya sangat tidak layak untuk
Editor: Eko Setiawan
TRIBUNBATAM.id |AMERIKA - Sepertinya Presiden Amerika Donald Trump tak hentinya memberikan Kontraversi selama dia menjabat sebagai Presiden.
Mantan Presiden AS Barack Obama pada Rabu (19/8/2020), menyerang calon presiden petahana AS, Donald Trump, dengan menyebutnya sangat tidak layak untuk menduduki jabatan presiden AS 2020.
Melansir Reuters pada Kamis (20/8/2020), Obama kemudian meminta warga AS untuk memberikan hak suara kepada mantan wakil presidennya, Joe Biden, demi kelangsungan demokrasi AS.
• California Dilanda Kebakaran Hebat, Dampak dari 11.000 Sambaran Petir Selama 72 Jam
• Puluhan Pasang Suami Istri di Palmatak Jalani Sidang Isbat, Pernikahan Tak Masuk Dokumen Negara
• Remaja Berzina di Semak-semak, Ketahuan Satpo PP Karena Desahan, Saat Ditangkap Tak Pakai Celana
Presiden ke-44 AS ini menilai kepemimpinan Trump jauh dari kebijakan demokrasi.
“Dia tidak tertarik untuk melakukan pekerjaan itu (menciptakan demokrasi); tidak tertarik untuk menemukan kesamaan; tidak tertarik menggunakan kekuatan luar biasa dari kantornya untuk membantu siapa pun kecuali dirinya dan teman-temannya,"ujar Obama.
Presiden kulit hitam pertama ini juga mengatakan bahwa kebijakan Trump seringkali hanya mengundang sensasi.
"(Trump) tidak tertarik untuk membentuk kepresidenannya sebagai apa pun, kecuali satu, reality show lagi yang bisa dia gunakan untuk mendapatkan perhatian yang sangat dia butuhkan,” kata Obama tentang Trump pada malam ke-3 dalam Konvensi Nasional Demokrat.
Kritik pedas Obama ini menjadi kritik yang sangat keras dari mantan presiden ke presiden, setelah selama 1 periode masa jabatan Trump, Obama belum terlihat melontarkan kritikan langsung.
Sementara, Trump jarang ragu-ragu untuk menyerang Obama yang sering kali melontarkan tuduhan tanpa bukti.
Belum lama ini, Obama telah menyalahkan Trump atas 170.000 orang Amerika yang meninggal karena virus corona, jutaan pekerjaan yang hilang akibat resesi, serta hilangnya prinsip-prinsip demokrasi negara di dalam dan luar negeri.
Istri dari Obama, Michelle Obama, sebelumnya juga telah melontarkan kritikan tajam kepada presiden ke-45 AS ini.
Michelle mengatakan presiden dari Partai Republik itu tidak mampu memenuhi tuntutan kepresidenan. Pada Senin (17/8/2020), Ia sebut, Trump "tidak bisa menjadi seperti yang kita (warga AS) butuhkan."
“Pekerjaan Donald Trump tidak ada yang berkembang, karena dia tidak bisa bekerja,” kata Obama. "Dan konsekuensi dari kegagalan itu parah."
Malelui akun Twitter resmi, Trump menanggapi kritikan Obama dengan penulisan huruf kapital semua.
Sikap Obama tersebut menunjukkan dukungan besarnya terhadap Biden.
Pada Rabu (19/8/2020), Obama menyampaikan dukungan penuh untuk Biden dan calon wakil presiden Kamala Harris, dengan mengatakan mereka "benar-benar peduli dengan setiap orang Amerika, dan mereka sangat peduli dengan demokrasi ini."
Pada Selasa malam (18/8/2020), Biden (77 tahun) telah secara resmi dinominasikan sebagai calon presiden dari Partai Demokrat, didampingi Kamala Harris (55 tahun) sebagai calon wakil presiden, untuk melawan Trump sebagai calon presiden petahana.
Pemilihan presiden AS 2020 dijadwalkan akan berlangsung pada 3 November mendatang.
Obama (59 tahun) tak henti-hentinya memuji mantan wakil presidennya, dengan mengatakan Biden seperti "saudara" baginya.
"Selama 8 tahun, Joe adalah orang terakhir di ruangan itu setiap kali saya menghadapi keputusan besar," katanya.
“Dia menjadikan saya presiden yang lebih baik, dan dia memiliki karakter serta pengalaman untuk membuat kita menjadi negara yang lebih baik,” tambahnya.
Kesempatan untuk mengamankan kebijakan
Bagi Obama dan Biden, pemilu adalah kesempatan untuk membantu mengamankan warisan pemerintahan mereka, termasuk pemulihan puluhan kebijakan tentang imigrasi, perubahan iklim, dan perawatan kesehatan yang secara sistematis ingin dibongkar oleh Trump.
Kampanye Biden menempatkan Obama sebagai tokoh populer, yang merupakan pendukung utama selama bulan-bulan masa kampanyenya yang berlangsung tanpa acara tatap muka, seperti demonstrasi, karena dampak pandemi virus corona.
Pesan keras Obama terkait demokrasi negara, sepertinya tersirat juga dari lokasi yang ia pilih untuk mengikuti konvensi virtual, yaitu di Museum Revolusi Amerika di Philadelphia, kota tempat Konstitusi AS dan prinsip-prinsip demokrasi pendiri negara dibuat.
"Satu-satunya jabatan konstitusi yang dipilih oleh seluruh rakyat adalah kepresidenan," katanya.
“Jadi paling tidak, kita harus mengharapkan seorang presiden yang merasa bertanggung jawab atas keselamatan dan kesejahteraan 330 juta kita semua...Tapi, kita juga harus mengharapkan seorang presiden menjadi penjaga demokrasi ini."
Menurutnya, Trump telah gagal dalam tes demokrasi tersebut.
Obama yang emosional mendesak orang Amerika untuk memilih serta memperingatkan bahwa Trump dan sekutunya dari Partai Republik hanya dapat menang dengan menekan dan merusak suara, bukan memberikan manfaat dari kebijakan yang mereka buat.
“Jangan biarkan mereka merampas kekuasaan Anda,” kata Obama.
“Jangan biarkan mereka merampas demokrasi Anda. Buat rencana sekarang juga tentang bagaimana Anda akan terlibat dan memberikan suara,” terangnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Obama Serang Trump dengan Menyebutnya Tidak Layak Jadi Presiden AS 2020