POSITIVE PARENTING
Butuh Perhatian Khusus dari Orangtua, Berikut 5 Cara Mengatasi Trauma Pada Anak
Trauma pada anak bukanlah sesuatu yang mudah untuk diatasi orangtua. Harus diperhatikan secara khusus agar trauma yang ia rasakan tidak berkelanjutan.
Editor: Putri Larasati Anggiawan
TRIBUNBATAM.id, JAKARTA - Trauma tak hanya bisa dirasakan oleh orangtua, melainkan juga anak-anak.
Contohnya trauma akan suara keras atau saat menuruni tangga.
Namun, trauma pada anak bukanlah sesuatu yang mudah untuk diatasi orangtua.
Anak yang pernah mengalami trauma harus diperhatikan secara khusus agar trauma yang ia rasakan tidak berkelanjutan.
Pasalnya, trauma pada anak dapat mengganggu perkembangannya, yang kemudian bisa terbawa sampai ia dewasa.
Trauma pada anak bisa didapatkan dalam bentuk trauma fisik dan psikologis.
• Ibu dan Anak Menangis karena Diusir Pramugari Keluar Pesawat, Penumpang Marah dan Membela
Trauma psikologis menyangkut pengalaman emosional yang menyakitkan, mengejutkan, menegangkan, bahkan terkadang mengancam jiwa si anak.
Pengalaman ini bisa terjadi pada saat bencana alam, kekerasan fisik, kekerasan seksual, dan terorisme.
Dan trauma yang terjadi pada masa kanak-kanak dapat mempengaruhi perkembangan normal otak anak, termasuk pada ukuran bagian otak anak yang membantu mengontrol reaksi anak terhadap bahaya.
Pada masa usia anak sekolah, trauma dapat menunda kemampuan anak untuk bereaksi terhadap bahaya, seperti refleks kejut.
Perubahan biologis yang terjadi dalam tubuh akibat trauma dapat mempengaruhi cara anak dan remaja menanggapi bahaya dan tekanan masa depan dalam hidup mereka, dan juga dapat berpengaruh pada kesehatan jangka panjang.
Tidak hanya berdampak secara biologis, trauma juga dapat berdampak pada emosional anak karena pada masa ini pula emosional anak sedang dalam tahap perkembangan.
Masa anak adalah masa di mana anak sedang belajar mengenali emosi dan menangani emosi mereka dengan bantuan orangtua maupun pengasuh.
Ketika trauma terjadi pada masa ini, maka anak akan sulit mengenali emosi mereka.