Waspada Gelombang 3 COVID19, Hongkong Konfirmasi Kasus Infeksi Ulang Pertama di Dunia
Infeksi berulang terjadi pada pasien positif Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) yang sebelumnya sudah terkonfirmasi sembuh
Waspada Gelombang 3 COVID19, Hongkong Konfirmasi Kasus Infeksi Ulang Pertama di Dunia
TRIBUNBATAM.id - Peneliti penyakit menular terkemuka dari Universitas Hongkong, Profesor Yuen Kwok Yung pada Senin (24/8/2020) menyebutkan, adanya infeksi berulang pada pasien positif Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) yang sebelumnya sudah terkonfirmasi sembuh.
Peneliti menyebut kasus reinfeksi pertama bagi pasien yang kembali bepergian dalam lima bulan terakhir di dunia.
• Kenapa Batam, Singapura dan Hongkong Harus Waspadai Efek Pilpres Amerika
Bahkan kasus reinfeksi ini disebut-sebut lebih berbahaya dan lebih mewabah dari virus sebelumnya.
Situs berita global berbasis di Hongkong, South China Morning Post (SCMP) pada Selasa (25/8/2020) waktu setempat melansir, kasus reinfeksi ini sebagai indikasi "third wave" atau gelombang ketiga pandemi global Covid-19.
Seperti dilansir dari artikel https://www.scmp.com/news/hong-kong/health-environment/article/3098551/hong-kongs-third-wave-losing-momentum-city, disebutkan pasien berusia 45 tahun ini terinfeksi pada bulan Maret 2020, atau awal pandemi.
• Perang Mata Uang, Amerika Akan Lemahkan Dolar Hongkong untuk Tekan China
Pasien yang identitasnya disamarkan itu sembuh setelah dirawat 14 hari dan kemudian dipulangkan.
Namun pada awal Agustus dia pergi ke Spanyol dan sekembalinya ke Hongkong melalui London dipastikan kembali terinfeksi dengan tanpa gejala namun infeksinya lebih parah.
Diduga infeksi ulang telah dilaporkan di luar negeri tetapi studi HKU adalah yang pertama di dunia yang mengkonfirmasi infeksi ulang dengan pengujian yang ketat.
Para peneliti di HKU (Hong Kong University) mengatakan hasil temuan dan penelitian tersebut memiliki implikasi penting.

"Pertama, kekebalan kelompok tidak mungkin dapat menghilangkan (pandemi), meskipun ada kemungkinan bahwa infeksi berikutnya mungkin lebih ringan daripada infeksi pertama, seperti pada pasien ini.
Covid-19 kemungkinan akan terus beredar di populasi manusia seperti dalam kasus virus corona manusia lainnya," kata para peneliti dalam sebuah laporan.
Laporan tersebut mengatakan bahwa dalam beberapa kasus, infeksi ulang terjadi meskipun tingkat antibodi spesifik statis.
• Fakta 900 Ekor Murai Batu Malaysia Gagal Masuk Indonesia, WNI Bintan Penyelundup Tewas Ditembak
Vaksin mungkin tidak dapat memberikan perlindungan seumur hidup terhadap Covid-19, dan pasien yang telah pulih dari virus corona juga harus disertakan dalam studi vaksin, tambah laporan itu.
Meskipun antibodi berkembang pesat setelah terinfeksi, laporan tersebut, mengutip penelitian terbaru, mengatakan bahwa antibodi mulai menurun dalam satu hingga dua bulan.