WARGA TANJUNGUBAN DITEMBAK DI MALAYSIA

Ayah Firman Ucap Syukur, Jenazah Anaknya Bisa Dipulangkan ke Bintan, Dimakamkan di Kampung Bugis

Syukuri mengucap syukur jenazah anaknya bisa tiba di Kabupaten Bintan, setelah penantian beberapa hari untuk proses pemulangan jenazah.

Penulis: Alfandi Simamora | Editor: Dewi Haryati
TRIBUNBATAM.ID/ALFANDI SIMAMORA
Syukuri, ayah almarhum Firman Bahtiar Amin, bersyukur jenazah anaknya sudah tiba di Bintan dari Malaysia, Kamis (27/8/2020). Jenazah akan dimakamkan di daerah Kampung Bugis. 

Editor: Dewi Haryati

TRIBUNBINTAN.com, BINTAN - Syukuri, ayah almarhum Firman Bahtiar Amin (37), terlihat lesu saat jenazah anaknya tiba di Pelabuhan Bulang Linggi Tanjunguban, Bintan, Kamis (27/8/2020).

Saat ditanya pewarta, Syukuri mengucap syukur jenazah anaknya bisa tiba di Kabupaten Bintan, setelah penantian beberapa hari untuk proses pemulangan jenazah.

"Alhamdulillah jenazah anak saya telah sampai di Bintan setelah beberapa hari kita urus proses pemulangannya dari Malaysia," ucap Syukuri sembari berjalan kaki.

Syukuri menyebutkan, almarhum akan dimakamkan hari ini di tempat pemakaman yang berada di Kampung Bugis, Kecamatan Bintan Utara.

"Hari ini akan kita makamkan dan kita bawa dulu ke kediamannya dan disalatkan," ujarnya.

Sementara itu, tangisan istri dan keluarga mendiang Firman pecah, melihat jenazah dikeluarkan dari peti mati di rumah duka yang terletak di Jalan Pantai Sakera, Gang Tua Muda, Kampung Bugis, Kecamatan Bintan Utara.

Sang istri menangis histeris dan terduduk di ruang tamu melihat suaminya sudah terbujur kaku di hadapannya.

Melihat itu, sejumlah kerabat berusaha menenangkan perempuan itu.

"Yang sabar ya, doakan saja," ucap sejumlah kerabat sembari memeluk istri almarhum.

Setelah jenazah dikeluarkan dari peti mati, jenazah almarhum disalatkan di kediaman almarhum.

Informasinya, jenazah akan dimakamkan di tempat pemakaman tidak jauh dari Kampung Bugis.

 BREAKING NEWS - Jenazah Firman Bahtiar Amin Tiba di Bintan, Dibawa ke Rumah Duka di Kampung Bugis

Sebelumnya diberitakan, jenazah Firman Bahtiar Amin (37), warga Kampung Bugis, Bintan Utara, Bintan, Kepri yang meninggal dunia ditembak Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM) tiba di Pelabuhan Bulang Linggi Tanjunguban, Kecamatan Bintan Utara, Bintan, Kamis (27/8/2020) siang.

Sejumlah keluarga tampak menjemput jenazah di pelabuhan dan menggotong jenazah ke mobil ambulans.

Pihak kepolisian juga tampak di lokasi mengawal pemulangan jenazah korban.

Sebelum dibawa ke rumah duka, jenazah Firman dicek oleh petugas karantina.

Saat ini jenazah akan dibawa ke rumah duka yang berada di Jalan Pantai Sakera, Gang Tua Muda, Kampung Bugis, Bintan Utara..

Pantauan Tribunbatam.id, suasana pelabuhan cukup ramai saat jenazah Firman dibawa ke ambulans.

Sebelumnya, Syukuri (60) berharap jenazah anaknya Firman Bahtiar Amin (37) bisa segera dipulangkan dari Malaysia.

Firman ditembak mati Marinir Malaysia saat menyelundupkan ratusan ekor burung Murai Batu.

Selain Firman, Marinir Malaysia juga mengamankan 2 orang Warga Negara Indonesia (WNI) dalam kasus serupa.

"Saat ini kami lagi urus terkait pemulangan jenazah dan berharap hari ini bisa dipulangkan dari Malaysia," terang Syukuri, di Jalan Pantai Sakera Rt 01/ Rw 02, Kampung Bugis, Selasa (25/8/2020).

Kapolsek Bintan Utara Kompol Arbaridi Jumhur membenarkan, adanya warga Kampung Bugis, Tanjunguban, Bintan Utara yang berada di wilayah hukumnya meninggal dunia di Malaysia.

"Kami sudah berkoordinasi kepada keluarganya dan pihak keluarga sedang mengurus pemulangan jenazah korban," ujarnya.

Diketahui, Firman meninggalkan rumahnya di Kampung Bugis pada Minggu (23/8/2020) sekira pukul 22.00 WIB bersama 2 temannya.

Kepergian Firman ke Malaysia untuk bisnis mengantar pesanan burung Murai Batu.

"Anak saya pergi dengan dua temannya, yang biasa kami panggil Cecep dan Made.

Posisi anak saya sebagai tekong, kedua temannya anak buah kapal (ABK)," ungkap Syukuri.

Sementara itu, seorang teman korban, Rotal yang berada di rumah duka mengatakan, sebelum ke Malaysia, Firman sempat bertemu dengannya, Minggu (23/8/2020) sore dan mereka minum air kelapa bersama.

"Jadi sorenya kami masih jumpa kemarin, karena kawan saya ini berangkat malam," ungkapnya.

Rotal menambahkan, dari informasi pihak Malaysia, hanya Firman yang meninggal dunia akibat ditembak pihak otoritas Malaysia.

Sementara 2 temannya masih hidup dan ditahan di Malaysia.

tribunnews
Otoritas Malaysia saat menggelar jumpa pers terkait penangkapan dan penembakan WNI yang menyelundupkan burung Murai Batu (Net)

"Informasi awal hanya teman saya yang tertembak dan meninggal dunia, sedangkan dua orang lagi ditahan," ujarnya. 

Sementara itu, sejumlah pelayat berdatangan ke rumah Firman Bahtiar Amin (37) di Jalan Pantai Sakera Gang Tua Muda, Kampung Bugis, Kecamatan Bintan Utara, Kabupaten Bintan, Selasa (25/8/2020).

Firman, warga Tanjunguban, Bintan, tewas ditembak otoritas Malaysia.

Sempat Curiga Tak Angkat Telepon

Firman Bahtiar Amin (37) warga Kampung Bugis, Kecamatan Bintan Utara, Bintan meninggal dunia setelah ditembak oleh otoritas Malaysia, Senin (24/8/2020).

Ia terlibat kasus penyelundupan burung Murai.

Ayah korban, Syukuri menceritakan pada Minggu (23/8/2020) sekira pukul 22.00 WIB, anaknya meninggalkan rumahnya di Kampung Bugis.

Kepergian anaknya ke Malaysia untuk bisnis menjemput burung Murai.

Namun anaknya baru berangkat ke perairan Malaysia sekira pukul 23.00 WIB.

“Anak saya pergi dengan dua temannya, biasa kami panggil Cecep dan Made,” ujarnya.

Berselang beberapa jam kemudian, dia mendapat telepon dari orang yang berurusan bisnis burung Murai Batu dengan anaknya di Malaysia.

"Jadi orang yang berurusan dengan anak saya di Malaysia menelepon saya, menanyakan kapal anak saya belum sampai. Tapi saat mereka ke lokasi, di lokasi ada kapal lain,” tuturnya.

Mendapat informasi itu, dia berinisiatif mengontak ke nomor handphone anaknya.

Namun, anaknya tidak kunjung mengangkat nomor telepon yang masih dalam keadaan aktif.

"Jadi dari malam sampai Subuh tidak diangkat. Lalu Senin (24/8/2020) sekira pukul 04.00 WIB, handphonenya sudah tidak bisa dihubungi,” terangnya.

Keluarga pun berusaha menghubungi ke Malaysia. Abang korban, Abdul Hamid juga mencari tahu kebenaran hal itu.

Setelah berusaha menghubungi, keluarga baru mengetahui kejadian adiknya ditangkap otoritas Malaysia, Senin (24/8/2020). Itu setelah berkomunikasi dengan pihak Malaysia.

"Saat kita berkomunikasi, kepada kita petugas dari Malaysia menyampaikan ada tiga orang yang ditangkap, dua selamat, satu lagi antara hidup dan mati,"terangnya.

Abdul pun terus menanyakan lebih dalam lagi terkait satu orang yang disampaikan antara hidup dan mati, dan akhirnya baru ketahuan bahwa adiknya meninggal dunia.

"Adik saya yang meninggal dan dari informasi pihak Malaysia, yang meninggal 1 orang," tutupnya.

Koordinasi dengan Polda Kepri

Polres Bintan sudah berkoordinasi dengan Polda Kepri terkait kasus warga Bintan yang diamankan oleh pihak keamanan otoritas Malaysia.

Warga Bintan ini ditangkap karena terkait kasus penyelundupan burung Murai.

"Terkait kasus itu kita sudah berkoordinasi ke Polda Kepri," terang Kasatreskrim Polres Bintan, AKP Agus, Selasa (25/8/2020).

Agus menuturkan, pihaknya melalui pihak Polsek Bintan Utara juga sudah berkoordinasi dengan pihak keluarga di Kampung Bugis, Kecamatan Bintan Utara.

Pihak keluarga juga sedang mengusahakan terkait pemulangan jenazah warga tersebut.

"Dari informasi pihak Polsek, keluarga sedang mengurus terkait pemulangan jenazah warga tersebut hari ini," ungkapnya.

Sementara itu, disinggung apakah pihak kepolisian ada berkoordinasi dengan pihak otoritas keamanan Malaysia terkait pemulangan jenazah warga Kampung Bugis, Agus menyarankan terkait hal itu ditanyakan ke Polda Kepri.

"Kita di tingkat Polres dan Polsek sampai sejauh ini hanya memonitor dan berkoordinasi kepada pihak keluarga,"ungkapnya.

Sementara itu, dari rilis Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) menyampaikan keterangan mengenai insiden tertembaknya 1 WNI dan penangkapan 2 WNI yang hendak menyelundupkan burung Murai.

KJRI Johor Bahru pada Senin (24/8/2020) sekitar pukul 17:00 WS menerima informasi dari APMM (Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia) terkait kejadian yang melibatkan 3 orang WNI penyelundup burung Murai Batu.

Dalam insiden itu ada 1 orang dilaporkan meninggal dunia tertembak oleh aparat penegak hukum APMM di Tanjung Sedili (90 km Timur JB).

Keterangan sementara dari APMM, peristiwa terjadi di lokasi 2.1 NM Utara dalam Perairan Tanjung Kelisa, Kota Tinggi - Johor. Kejadian bermula pada, Senin (24/8/2020) pukul 04.30 WS, saat aparat penegak hukum APMM menghentikan boat untuk pemeriksaan, tekong boat penyelundup berupaya lolos dari kejaran.

Dalam upaya menghentikan boat telah terjadi perlawanan dari tekong yang berupaya merampas senjata aparat APMM. Dalam pergulatan, Aparat Keamanan melepaskan tembakan dan mengenai seorang WNI pelaku penyelundupan.

Dua orang WNI telah ditangkap dalam peristiwa tersebut dan 1 orang meninggal tertembak oleh Aparat Keamananan APMM.

(tribunbatam.id/Alfandi Simamora)

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved