Covid-19 Serang Tim Medis, Poliklinik RSUD dan 4 Puskesmas di Batam Tutup
Poliklinik dan IGD RSUD Embung Fatimah ditutup untuk 14 hari ke depan karena adanya tim medis yang terpapar virus. Selain itu 4 Puskesmas juga tutup.
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Pandemi Covid-19 di Batam semakin mencemaskan. Pada Hari Kamis (27/8/2020), ada 46 kasus baru di seluruh Kota Batam.
Mirisnya, kini virus tersebut menjadi momok bagi tim medis yang menjadi garda depan perlawanan virus tersebut.
Poliklinik dan IGD RSUD Embung Fatimah ditutup untuk 14 hari ke depan karena adanya tim medis yang terpapar virus.
Tak hanya RSUD, empat Puskesmas di Kota Batam juga berhenti melayani masyarakat karena adanya tenaga kesehatan yang diserang virus.
Penutupan Poliklinik dan Instalasi Gawat Darurat (IGD) ini diumumkan langsung oleh Direktur RSUD EF drg Ani Dewiyana.
Menurut Ani, kebijakan itu dilakukan untuk memutuskan mata rantai penyebaran virus Corona.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam, dr Didi Kusmarjadi mengatakan, penutupan dua layanan mulai Jumat kemarin sampai empat belas hari ke depan.
"Ini untuk memutuskan mata rantai Covid-19. Harapan kita, pandemi segera berakhir," kata Didi.
Empat Puskesmas di Batam juga terpaksa ditutup akibat munculnya kasus-kasus Covid-19 yang menyerang petugas di Puskesmas tersebut.
Didi menyebutkan, ada sejumlah tenaga kesehatan, staf administrasi dan supir ambulans yang terpapar.
Pada Kamis lalu, tercatat delapan orang Nakes yang positif Covid-19/ Terdiri dari dua dokter gigi, lima perawat, seorang asisten apoteker, dua orang supir ambulans dan sejumlah tenaga administrasi Puskesmas serta dua orang bidan di RS Graha Hermine.
Didi menyebutkan, mayoritas staf kesehatan di Puskesmas Tiban.
Namun ada juga staf Puskesmas lain yang terpsapar, yakni Puskesmas Sambau, Nongsa dan Puskesmas Seipanas.
Puskesmas yang ditutup selama 14 hari ke depan adalah Puskesmas Tiban Baru, Puskesmas Mentarau Tiban, Puskesmas Seilangkai (Sagulung) dan Puskesmas Nongsa.
Dari 46 kasus Covid-19 terbaru, sebagian besar dirujuk ke Rumah Sakit Khusus Infeksi (RSKI) Galang.
Ada penambahan 22 pasien positif Covid-19 baru di RSKI.
Kepala penerangan Kogabwilhan-I kolonel Marinir Aris Mudian dalam keterangannya Jumat (28/8) mengatakan, saat ini ada 88 pasien yang dirawat di RSKI.
Sedangkan secara keseluruhan RSKI sudah merawat hampir separuh pasien konfirmasi, yakni 215 pasien, terdiri atas 145 pria dan 70 wanita.
"Ada 22 pasien konfirmasi yang bertambah hari ini sehingga total pasien konfirmasi yang kita rawat berjumlah 88 pasien," ujarnya.
Sementara jumlah pasien suspek Covid-19 yang diisolasi di RSKI Galang justru stabil dan tidak ada penambahan.
"Pasien suspek masih berjumlah 127 orang," ujarnya.
Kasus konfirmasi positif Kota Batam yang diumumkan Ketua Gugus Tugas Covid-19 H Muhammad Rudi, Jumat pagi bernomor 500-545. Terdiri atas 21 laki-laki dan 25 perempuan. Data tersebut berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium hingga Kamis (27/8) siang, pukul 13.00 WIB.
Sumber data dari laboratorium BTKL-PP dan RSKI Galang. Berdasarkan hasil temuan kasus baru dan hasil tracing atau penelusuran kontak dengan pasien terkonfirmasi positif sebelumnya.
Kasus-kasus terbaru yang dirilis umumnya berasal dari Kecamatan Sekupang dan ada dua klaster di wilayah ini, yakni Sei Harapan dan Tannjungriau serta klaster Tiban.
Untuk diketahui, klaster Tiban terkait penjemputan paksa jenazah kasus 433 di RSBP Sekupang yang heboh, pekan lalu.
Dua klaster lainnya adalah Duriangkang dan Mansang di Kecamatan Sei Beduk (delapan kasus), dan sisanya adalah Nongsa, Bengkong dan Batuampar.
Kebijakan penutupan pelayanan pelayanan medis ini mendapat dukungan dari Ketua Komisi IV DPRD Kota Batam Ides Madri. Ides meminta, agar masyarakat tidak bersangka buruk kepada RSUD dan Puskesmas atas kebijakan itu.
Sebab memang, kata dia, selama ini mereka memang berhadapan langsung dengan pasien.
Ides juga berharap, ada respon masyarakat bersama memerangi wabah ini mengingat kasus Covid19 kembali menunjukkan kenaikan dalam sebulan terakhir.
Ia meminta masyarakat tidak menganggap rendah kasus ini karena akan berdampak pada sektor-sektor lain, termasuk ekonomi.
"Protokol kesehatan itu dimulai dari disiplin diri sendiri," kata Ides lagi.
Seorang tokoh masyarakat Sagulung, Parlauan Siregar mengaku prihatin dengan penutupan Poliklinik dan IGD RSUD EF tersebut.
Ia meminta pemerintah untuk mencarikan solusi bagi masyarakat yang ingin berobat.
"Jadi yang sakit biasa harus kemana berobat, jadi ini harus dipikirkan oleh pemerintah Kota Batam," kata Parlauan yang dijuluki Presiden Nato tersebut,(leo/reb/blt/ian)