DEMO NELAYAN DI GEDUNG DPRD ANAMBAS
BREAKING NEWS, Nelayan Datangi Gedung DPRD Anambas, Tolak Kapal Cantrang dan Nelayan Pantura
Para nelayan membawa spanduk yang berisi penolakan kapal cantrang, termasuk keberadaan nelayan asal Pantura.
Editor: Septyan Mulia Rohman
TRIBUNBATAM.id, ANAMBAS - Aksi unjuk rasa nelayan yang tergabung dalam Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Kepulauan Anambas berlangsung di depan Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kepulauan Anambas, Kamis (3/9/2020).
Massa nelayan tradisional dari seluruh kecamatan yang ada di Kepulauan Anambas mendatangi kantor DPRD Anambas untuk menyampaikan aspirasi mereka terkait kapal cantrang yang masih saja beroperasi di Kepulauan Anambas.
Pantauan TribunBatam.id , para nelayan membawa spanduk yang berisi penolakan kapal cantrang, termasuk keberadaan nelayan asal Pantura.
Mereka membawa sejumlah spanduk sambil menyuarakan dengan lantang sikap mereka di depan gedung wakil rakyat itu.
"Tolong Bupati Anambas, dan Ketua DPRD jangan cuma tidur saja, kami ini susah nak makan," teriak salah satu nelayan yang ikut aksi unjuk rasa, Kamis (3/9/2020).
Saat ini aksi unjuk rasa masih berlangsung meski panas terik matahari.
Resah Keberadaan Kapal Cantrang dan Trawl
Nelayan dari seluruh kecamatan di Kabupaten Kepulauan Anambas bakal menggelar aksi unjuk rasa di depan gedung DPRD Kabupaten Kepulauan Anambas, Kamis (3/9/2020).
Aksi mereka lakukan karena resah dengan kapal cantrang dan trawl dengan bobot di atas 50 Gross Ton (GT).
Rencananya, aksi ini akan diikuti oleh 500 nelayan dari setiap kecamatan.
"Di Desa Nyamuk, Kecamatan Siantan Timur itu kapal cantrang ini beroperasi 30 kapal. Sekali tangkap saja mereka bisa mengambil ikan ber ton-ton.
• Ketua Komisi III DPRD Kepri Datang ke Karimun, Tinjau Pembangunan Jembatan Kuning & Jalan Provinsi
• Belum ada Rencana Swab Test Massal Bagi Warga, Ini Penjelasan Wawako Batam
Tidak hanya ikan, terumbu karang pun bisa keangkat kalau dia menangkap ikan pakai cantrang.
Yang jadi masalah saat ini itu adalah alat tangkap ikan mereka itu menggunakan cantrang," ucap Ketua PAC HNSI Kecamatan Siantan Timur, Muslimin, Selasa (1/9/2020).
Sekretaris HNSI Kabupaten Kepulauan Anambas, Dedy Syahputra mengatakan, setidaknya sudah sekitar dua bulan kapal cantarang tersebut beroperasi dekat dengan area tangkap nelayan tradisional.
Selain di Desa Nyamuk, keberadaan kapal cantrang itu menurutnya juga berada di Pulau Jemaja dan Desa Kiabu.
"Aksi unjuk rasa kali ini berbeda dari yang sebelumnya, apalagi saat ini masyarakat sudah merasa terancam dengan kapal cantrang yang kian meresahkan masyarakat khususnya para nelayan," sebutnya.
Adapun tujuan aksi ini digelar agar pemerintah daerah segera mendorong pemerintah pusat agar persoalan ini tidak berlarut terus menerus, tentunya akan merugikan nelaya di Kepulauan Anambas.
Ia juga tegaskan aksi unjuk rasa kali merupakan aksi terakhir yang akan dilai, apabila tidak mendapat respon positif, jangan salahkan nelayan jika terjadi suatu hal yang tidak diinginkan.
Diketahui bahwa peserta aksi unjuk rasa kali ini lebih banyak ketimbang aksi unjuk rasa yang juga pernah dilakukan pada tahun 1980 silam.
"Sebetulnya Permen KP 71 no 2016 tentang alat penangkapan ikan belum dicabut dan masih dalam tahap penggodokan revisi," terangnya.(TribunBatam.id/Rahma Tika)